Kairo (ANTARA GORONTALO) - Segera setelah kumandang Adzan Maghrib terdengar
dan orang-orang selesai menyantap makanan berbuka (iftar) mereka setelah
seharian berpuasa selama bulan suci Ramadhan, Mesir kelihatan berbeda
sama sekali.
Negara Arab paling padat penduduk itu menjadi hiruk-pikuk --dekorasi
dan hiasan warna-warni yang bernuansa Ramadhan tersebar di mana-mana
dan orang keluar rumah untuk berkumpul bersama sanak-keluarga dan teman.
Semua jalan di Mesir, terutama yang berada di Ibu Kotanya, Kairo,
terlihat dipenuhi kebahagiaan, hiasan warna-warni dan kesibukan selama
malam bulan Ramadhan. Toko kopi membuka kembali pintu mereka buat
pembeli yang ingin menikmati berkumpul pada malam hari dan menghabiskan
waktu untuk bergembira setelah mereka menikmati sahur mereka, sebelum
datangnya fajar.
Ratusan orang Mesir berkeliaran di luar Masjid Hussein di dekat Khan
El-Khalili di pusat kota Kairo, sementara kembang api menyala, lentera
penuh warna tergantung dan banyak orang duduk di depan kedai kopi yang
menawarkan menu khusus selama bulan spesial.
"Ramadhan adalah bulan yang indah dan saya suka sekali pergi ke
daerah Hussein bersama keluarga kecil saya pada malam hari serta
menyantap sahur di lingkungan yang bahagia ini," kata Mutassim, pegawai
yang berusia 40 tahun, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara
di Jakarta, Senin siang. Ia disertai oleh istrinya, ibunya dan anak
kecil yang mengenakan kopiah merah yang lucu di salah satu kedai kopi
yang dipenuhi pengunjung di daerah Hussein.
Ibu Mutassim, yang berusia 65 tahun, mengatakan kepada Xinhua bahwa
mereka menghabiskan siang hari dengan berpuasa, berdoa, menyembah Allah
dan menyiapkan iftar (makanan berbuka). Itu sebabnya mereka suka sekali
keluar rumah pada malam hari untuk menghibur diri.
"Itu keseimbangan antara ibadah dan kesenangan," kata wanita tersebut.
Karena Ramadhan sangat spesial buat negara Muslim itu, kedai kopi
menawarkan layanan khusus selama Ramadhan selain minuman dan shisha,
sementara penyanyi jalanan menghibur pengunjung.
Reda, seorang penyanyi jalanan yang berusia 30-an tahun, sedang
tampil di kedai kopi Hussein Nights di seberang masjid dengan menara
tinggi di dekat Khan El-Khalili, bersama grup bandnya, yang terdiri atas
seorang pemain kecapi dan seorang pemain drum.
"Sebenarnya saya sangat gembira saat menghibur orang-orang ini
selama malam Ramadhan yang sangat membahagiakan ini," kata Reda, setelah
menampilkan satu lagu terkenal buat hadirin yang menyambutnya dan ikut
bernyanyi bersama dia di bagian luar kedai kopi tersebut.
Di Jalan Faisal, yang pada pengunjung, di Provinsi Giza di dekat
Kairo, Harafeesh Cafe kelihatan berbeda dibandingkan dengan kedai lain
di pusat kota. Tempat itu menampilkan hiasan oriental, langit-langit
seperti kubah, lukisan mendiang penulis Mesir dan artis di temboknya dan
lentera Ramadhan buatan tangan tergantung di setiap sudut kafe unik
tersebut.
"Peran dasar bagi kedai kopi ialah hiburan, tapi Harafessh berusaha
memainkan peran budaya juga. Kami menawarkan makanan budaya, terutama
saat Ramadhan, termasuk lomba informasi umum, kontes keindahan dan satu
band oriental profesional yang menyajikan musik asli Mesir yang unik,"
kata pemilik Harafeesh Cafe Fakhry Youssef kepada Xinhua di salah satu
sudut cafe. Kedai itu diberi nama yang diambil dari mendiang penulis dan
peraih Hadiah Nobel Najib Mahfouz.
Lelaki tersebut menambahkan kebanyakan tamunya adalah lelaki dan
perempuan yang berusia setengah baya yang menghargai seni klasik. Ia
mengatakan Mahfouz sendiri datang ke Harafeesh setiap pekan dan beberapa
pelukis serta penulis lain kontemporer juga mengunjungi tempat itu
untuk mengarang karya mereka.
Kelompok musik melantunkan musik tradisional yang berkaitan dengan
Ramadhan, seperti lagu tua "Ramadhan Gana", yang berarti "Ramadhan telah
datang". Setelah itu tampil musik romantis dengan penyanyi terkenal
seperti Omm Kolthoum, Abdel-Halim Hafez dan yang lain, berdasarkan
permintaan hadirin.
Di tempat lain di Kairo, terutama di Jalan 9 di Kabupaten Maadi,
kedai kopi modern juga dipenuhi pengunjung selama malam Ramadhan. Namun
mereka condong ke Barat dibandingkan dengan kedai kopi unik di pusat
Kota Kairo dan Giza, seperti Fishawi, Hussein Nights dan Harafeesh.
Walaupun kedai kopi adalah tujuan utama buat rakyat Mesir setelah
mereka menikmati iftar selama Ramadhan, banyak orang Mesir, terutama
remaja, juga sukan berjalan-jalan bersama rekan sebaya mereka di tepi
Sungai Nil di tempat terbuka. Mereka membeli es krim dan berondong
jagung di tengah kembang api yang meluncur ke udara.
Rakyat Mesir nikmati malam Ramadhan
Senin, 6 Juli 2015 18:30 WIB