Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta pada Jumat pagi melonjak 396 poin dari posisi terakhir kemarin
menjadi Rp13.491 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada
mengatakan peningkatan ketersediaan dolar AS di dalam negeri setelah
pemerintah mengeluarkan beberapa paket kebijakan menjadi salah satu
sentimen positif bagi rupiah.
"Kebijakan ekonomi oleh pemerintah ditambah kebijakan moneter dari
Bank Indonesia direspons positif kalangan pelaku pasar uang," katanya.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang dalam beberapa
hari terakhir ini berada dalam tren penguatan juga menambah sentimen
positif terhadap rupiah dan mata uang negara berkembang lainnya. Harga
minyak mentah dunia saat ini mulai bergerak ke level 50 dolar AS per
barel.
"Penguatan yang terjadi pada rupiah ini tentunya diharapkan masih
dapat berlanjut. Meski rawan aksi ambil untung oleh spekulan, namun
sifatnya belum signifikan mengingat sentimen di dalam negeri masih cukup
baik," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan
dolar AS melanjutkan pelemahan terhadap mayoritas mata uang dunia karena
belum adanya kepastian mengenai kenaikan suku bunga bank sentral
Amerika Serikat (Fed fund rate).
"Bank sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunganya di
tengah kondisi perekonomian global yang belum pulih terutama dari
Tiongkok," katanya.
Menurut dia, langkah Dana Moneter Internasional (IMF) yang
memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini meningkatkan
kecemasan the Fed dan membuatnya menunda kenaikan suku bunga hingga
tahun depan.
"IMF memperkirakan perekonomian global kemungkinan hanya
menunjukkan pertumbuhan 3,1 persen di 2015, atau lebih rendah 0,2 persen
dibanding proyeksi sebelumnya pada bulan Juli lalu," katanya.
Rupiah melonjak lagi menjadi Rp13.491 per dolar AS
Jumat, 9 Oktober 2015 13:33 WIB