Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa
Amalia meminta pemerintah untuk menambah petugas haji yang mengurusi
kesehatan jamaah mengingat adanya kemungkinan kuota haji Indonesia
bertambah dibanding 2015.
"Jumlah petugas kesehatan tahun lalu kurang proporsional, selanjutnya perlu ditambah," kata Ledia di Jakarta, Jumat.
Tahun
lalu, kata Ledia, petugas kesehatan haji hanya 1.428 orang dengan
komposisi 376 dokter dan 1.052 tenaga kesehatan. Dari jumlah petugas itu
harus mendampingi 155.200 anggota jamaah haji reguler.
Penambahan
petugas kesehatan, kata Ledia, harus dilakukan menilik lebih dari
separuh anggota jamaah haji Indonesia masuk dalam kategori kesehatan
risiko tinggi.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini juga
meminta Kementerian Kesehatan meningkatkan kualitas dukungan
kesehatannya bagi jemaah haji seperti di Madinah. Alasannya, otoritas
Arab Saudi di Madinah melarang tenaga medis melakukan pengobatan jamaah
di pemondokan.
Dengan kata lain, lanjut Ledia, jamaah Indonesia harus berobat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Madinah.
Ledia
juga meminta Kemenag dan Kemenkes agar bekerja sama dalam melakukan
monitoring kesehatan bagi jamaah haji. Salah satunya dengan membuat
catatan medis jamaah sejak mereka mendaftar sampai di Arab Saudi. Dengan
begitu, rekam medis dapat terus dipantau.
Menurut wakil ketua
Komisi VIII ini, jamaah haji terutama golongan risti memiliki risiko
gangguan kesehatan dengan berbagai kendala selama beribadah.
"Timbul
kejiwaan baru sampai di sana, stres tinggi sekali, pemondokan jaraknya
jauh, harus naik tangga yang tinggi, adaptasi cuaca dan sebagainya,"
kata dia.
Legislator minta petugas kesehatan haji 2016 ditambah
Jumat, 5 Februari 2016 20:04 WIB