Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan
pembebasan sandera dari Kelompok Bersenjata Abu Sayyaf melibatkan
jaringan-jaringan informal bukan hanya antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Filipina.
"Upaya pembebasan ini melibatkan banyak pihak, bukan hanya
diplomasi antara government to government, tetapi juga melibatkan
jaringan informal," kata Menlu Retno, di Jakarta, Minggu.
Retno mengatakan saat ini 10 warga Indonesia yang telah dibebaskan
dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf tersebut tengah berada di pesawat
dari Filipina menuju Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.
"Kami mengupayakan keselamatan 10 sandera yang sudah dibebaskan ini," katanya lagi.
Kelompok Abu Sayyaf telah menawan 14 sandera WNI sejak 23 Maret
2016 lalu, dan akhirnya penyanderaan tersebut bisa diakhiri dengan
pendekatan serta dialog, namun empat lainnya masih tertawan.
Selain itu, masih ada 13 sandera lainnya dari sejumlah negara, di
antaranya empat warga Malaysia, Jepang, Belanda, Kanada, Norwegia, dan
Filipina.
Kelompok bersenjata yang dikenal brutal tersebut sebelumnya meminta
tebusan sebesar Rp14,3 miliar kepada Pemerintah Indonesia untuk
pembebasan sandera WNI tersebut.
Menlu : pembebasan sandera libatkan jaringan informal
Senin, 2 Mei 2016 9:22 WIB