Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Para astronom menemukan sebuah komet tanpa ekor
yang komposisinya bisa menjadi petunjuk dalam menjawab pertanyaan lama
mengenai formasi sistem tata surya dan evolusi, lapor jurnal Science
Advances seperti dikutip Reuters.
Komet yang dinamai "Manx", dari
sejenis kucing tanpa ekor, terdiri dari meterial batu yang biasa
ditemukan di dekat Bumi. Kebanyakan komet terbuat dari es dan senyawa
beku lainnya yang dibentuk dalam sistem tata surya yang jauh sekali.
Para
peneliti meyakini komet yang baru ditemukan itu dibentuk di wilayah
yang sama dengan ketika Bumi terbentuk, lalu mengarungi bagian belakang
sistem tata surya laksana ketapel gravitasi ketika planet-planet
berdesakan mencari posisi.
Para ilmuwan yang terlibat dalam
penemuan ini kini berusaha mempelajari berapa banyak lagi komet Manx,
yang akan membantu menjawab debat mengenai bagaimana dan kapan tepatnya
sistem tata surya menempati konfigurasinya sekarang.
"Tergantung
kepada berapa banyak yang kita temukan, kita akan mengetahui apakah
planet-planet raksasa menari di sekitar sistem tata surya ketika masih
muda, atau apakah mereka berkembang pelan-pelan tanpa banyak bergerak,"
kata ketua peneliti Olivier Hainaut, astronom pada Observatorium Eropa
Selatan di Jerman.
Komet baru yang dinamai pula dengan C/2014 S3
itu ditemukan pada 2014 oleh Teleskop Survei Panorama dan Sistem Respons
Cepat atau Pan-STARRS. Jejaring teleskop menjelajahi langit malam hari
demi mengamati komet, asteroid dan benda langit lainnya yang bergerak
sangat cepat.
Biasanya komet-komet yang bergerak dari wilayah
sama dengan Manx mengembangkan ekor terangnya begitu mendekati matahari,
namun C/2014 S3 malah gelap dan secara virtual tidak memiliki ekor
ketika dipergoki dua kali dari jarak matahari ke Bumi.
Analisis
berikutnya menunjukkan komet Manx mengandung material-material yang
serupa dengan batu asteroid di antara Mars dan Jupiter.
Penemuan
komet Manx membantu ilmuwan dalam menyempurnakan model komputer yang
digunakan untuk simulasi formasi sistem tata surya, kata astronom
Universitas Hawaii Karen Meech.
Astronom temukan komet tidak berekor
Senin, 2 Mei 2016 14:13 WIB