Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Perayaan misa malam Natal 24 Desember 2016 di
Jakarta dan sejumlah kota di seluruh Indonesia berlangsung aman, hikmat,
tercermin dari antusias umat Kristiani sejak Sabtu sore hingga malam
hari silih berganti mendatangi gereja untuk melaksanakan kebaktian.
Seakan sudah menjadi standar pada setiap perayaan Natal, pengamanan
diperketat di sejumlah lokasi untuk memastikan ibadah misa dapat
berlangsung lancar dan aman.
Pantauan Antara di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, sebanyak 116
petugas gabungan dari Polri, TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP) dikerahkan untuk menjaga prosesi misa malam Natal (Sabtu, 24/12)
hingga hari Natal 25 Desember 2016.
Kegiatan misal malam Natal mulai pukul 17.00 WIB, pukul 19.30 WIB
dan pukul 22.00 WIB, sedangkan hari natal Minggu (25/12) ibadah digelar
pukul 06.00 WIB, pukul 07.30 WIB, pukul 09.00 WIB, pukul 11.00 WIB dan
pukul 18.00 WIB.
Hingga berakhirnya misa, petugas keamanan terus memantau dan
mengawasi kegiatan di sekitar Gereja Katedral guna mengantisipasi aksi
mencurigakan termasuk menyiapkan alat pendeteksi logam (metal detector)
untuk memeriksa setiap barang bawaan pengunjung gereja.
Sejak sore hari, para jemaat antusias mendatangi Gereja Katolik
yang diresmikan pada 21 April 1901 itu bahkan memenuhi lokasi ibadah
hingga di tenda-tenda bagian halaman samping dan depan gereja.
Pelaksanaan malam Natal yang aman juga terlihat di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Rawamangun di Jakarta Timur.
Tenda-tenda dan kursi sudah disiapkan dan memenuhi halaman gereja
dengan kapasitas luar ruangan dapat menampung sekitar 1.300 jemaat.
Diperkirakan sebanyak 10.000 jemaat akan mengikuti kebaktian malam Natal
tersebut.
Kebaktian dilakukan dalam dua bahasa yaitu Bahasa Batak pada
kebaktian pertama dan Bahasa Indonesia pada kebaktian kedua dan ketiga.
Ibadah Natal yang dipimpin Pendeta Nainggolan bertema "Telah Lahir
Bagimu Juru Selamat Yaitu Kristus di Kota Daud (Lukas 2:11)" dengan
subtema "Melalui Perayaan Natal di HKBP Rawamangun Memperlengkapi Jemaat
Menjadi Jemaat Berbudaya dan Beriman Kepada Tuhan".
Untuk memastikan kebaktian berjalan lancar, semua orang yang akan
masuk ke gereja diperiksa dengan ketat baik di pintu masuk sisi timur
maupun selatan.
Sejumlah aparat kepolisian juga berjaga di pintu masuk gereja yang
berseberangan dengan Posko Operasi Lilin 2016 di depan Gereja Keluarga
Kudus.
Suasana ibadah di GPIB Immanuel terpantau dengan penjagaan ketat
dengan adanya satu unit mobil barracuda, pengawalan dari puluhan
kepolisian dan TNI dan mesin metal detector untuk setiap jemaat yang
memasuki gedung.
Kebaktian malam natal di GPIB Immanuel dibagi menjadi tiga sesi,
yakni pukul 17.00, 19.00 dan 21.00 WIB. Jemaat terlihat lebih ramai pada
kebaktikan pukul 19.00 WIB hingga panitia harus menambah bangku plastik
untuk jemaat yang tidak kebagian tempat duduk. Ada pun kapasitas gedung
hanya berkisar 800 orang dengan dua lantai.
Ibadah Natal di GPIB Immanuel pada Minggu (25/12) akan
dilaksanakan dalam tiga bahasa, yakni bahasa Indonesia, Belanda dan
Inggris.
Selain di Ibukota Jakarta, suasana malam Natal yang kondusif juga terjadi di seluruh gereja di Tanah Air.
Misa malam Natal di Gereja Katedral Paroki Santa Perawan Maria
Kota Bogor diikuti sekitar 10.000 jemaat. Karena daya tampung gereja
terbatas, misa dibagi dalam dua dua gelombang, yakni pada pukul 17.30
WIB dan malam hari pukul 21.00 WIB.
Perayaan Natal dan Tahun Baru 2017 di Kota Bogor mendapat
pengamanan lengkap dari petugas keamanan gabungan dari jajaran Polresta
Bogor Kota, TNI, Satpol PP, DLLAJ, Pramuka, hingga organisasi pemuda
Islam, yakni GP Anshor.
Untuk pengamanan Operasi Lilin Lodaya 2016, setidaknya sebanyak
1.410 personel gabungan yang dikerahkan untuk mengamankan perayaan Natal
dan Tahun Baru 2017.
Demikian halnya, di Jayapura. Sebanyak sebanyak 400 personil
dikerahkan mengamankan jalannya ibadah malam natal yang dilaksanakan di
gereja-gereja di wilayah itu.
Paur Humas Polres Jayapura Kota Iptu Yahya Rumra kepada Antara,
Sabtu malam mengatakan, 400 personil yang dikerahkan itu terdiri dari
anggota Polres, TNI, Rapi, Pramuka dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI).
Ke 400 personil itu disebar ke 40 gereja yang tersebar di Kota
Jayapura sehingga umat kristiani dapat beribadah dengan khusyu, kata
Iptu Rumra seraya menambahkan, pelaksanaan ibadah malam natal
dilaksanakan menjelang natal.
Tingkatkan Keamanan
Instruksi agar semua pihak menjaga keamanan dan ketertiban saat
perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, ditegaskan Kapolri Jenderal
Tito Karnavian dengan menggelar Operasi Lilin 2016 selama sepuluh hari
mulai 23 Desember 2016.
"Beberapa sasaran pengamanan adalah diantaranya terorisme, kemudian
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas karena
diperkirakan ada arus mudik dan arus balik nantinya," kata Kapolri usai
rapat terbatas persiapan Natal dan Tahun Baru di Kantor Presiden,
Jakarta, Kamis (22/12).
Menurut Tito, untuk pencegahan ancaman terorisme, Polri didukung
oleh TNI telah melaksanakan sejumlah operasi penangkapan di beberapa
wilayah di Indonesia.
Indikasi tindak kriminal, Densus 88 Antiteror baik di Bekasi, Tangerang Selatan, Tasikmalaya, Medan dan Batam.
Polisi terus mengembangkan keterangan dari terduga teroris yang
berhasil ditangkap untuk mencegah tindak kriminal terorisme yang
menargetkan perayaan Natal dan Tahun Baru.
Untuk memastikan keamanan pelaksanaan ibadah malam Natal, Kapolri
Tito Karnavian dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo terjun langsung memantau
kegiatan ibadah di sejumlah gereja di Jakarta, yaitu GKI Panglima
Polim, HKBP Menteng, Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB)
Immanuel dan Gereja Katedral.
Ada pun suasana ibadah di GPIB Immanuel terpantau dengan penjagaan
ketat dengan adanya satu unit mobil barracuda, pengawalan dari puluhan
kepolisian dan TNI dan mesin metal detector untuk setiap jemaat yang
memasuki gedung.
Usai berkeliling meningau pelaksanaan ibadah di empat gereja
tersebut, Tito mengatakan bahwa perbedaan suku, agama, ras dan golongan
merupakan pemersatu bagi bangsa Indonesia.
"Semenjak Proklamasi, kita sudah mencanangkan bahwa semua perbedaan
itu bukan pemecah, tetapi justru menjadi pemersatu bagi kita semua,"
kata Tito.
Ia menegaskan, bahwa perbedaan merupakan kekayaan bagi seluruh
warna negara Indonesia, sehingga, harus dimanfaatkan sebagai alat
pemersatu bangsa.
"Perbedaan adalah kekayaan bagi kita semua dan kita semua satu
bangsa dengan berbagai perbedaan. Oleh karena itu, jadikan perbedaan
sebagai alat pemersatu bangsa," ujar Tito.
Dalam kunjungan tesebut, tidak lupa Tito juga menyampaikan ucapan
Selamat Natal kepada seluruh jemaat yang tengah beribadah di gereja itu.
"Selamat Natal untuk semuanya. Semoga cinta kasih dan damai dapat
memberkati kita semua pada malam hari ini. Tuhan berkati," kata Tito.
Instruksi Kapolri agar memperketat pengamanan saat malam Natal langsung diikuti oleh sejumlah Kapolda.
Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel meninjau
sejumlah gereja di Kota Medan, seperti Gereja Kathederal di Jalam Pemuda
Medan, Gereja GPIB Imanuel di Jalan Diponegoro Medan, dan Gereja HKBP
di Jalan Sudirman Medan.
Dalam peninjauan tersebut, Kapolda memantau bagian ruang ibadah dan
halaman gereja yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menjalankan
prosesi ibadah.
Kepada pendeta dan pastur yang ada di gereja yang dikunjungi tersebit, Kapolda menyampaikan sejumlah pesan kamtibmas.
Hal yang sama juga dilakukan Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan
Barat, Irjen (Pol) Musyafak yang meninjau langsung pengamanan Perayaan
Natal dan Tahun Baru 2017 di sejumlah titik Kota Pontianak.
Sejumlah tempat yang akan ditinjau oleh kapolda Kalbar, diantaranya
melakukan pengecekan di pos pelayanan, pos pengamanan dan peninjauan
tempat tempat peribadatan yang digunakan umat Nasrani untuk ibadah
Natal.
Pihaknya menurunkan sebanyak 5.505 personil, yang terdiri dari
4.186 personil dari Polri, TNI sebanyak 214 personil, dan 1.105 personil
bantuan dari pemerintah daerah.
"Kami akan bekerja secara maksimal bersama instansi terkait untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun baru 2017," katanya.
Terkait penangkapan bom dan pelaku teroris di beberapa daerah agar
menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat dan aparat pemerintah
termasuk TNI dan Polri, untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan
kewaspadaan.
Sedangkan di propinsi paling Timur Indonesia, Jayapura, Kapolda
Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw didampingi Komandan Lantamal X Jayapura
Laksamana Pertama TNI Heru Kusnanto dan Komandan Korem Jayapura Kol Inf
Pardede meninjau pos pengamanan Natal.
Tercatat delapan pos pengamanan yang dikunjungi dari kota Jayapura
hingga pos pengamanan di Bandara Sentani, termasuk pos TNI yang berada
di jalan baru dan Perumnas III, Kota Jayapura.
Selain meninjau pos, Kapolda Papua dan rombongan juga menyerahkan
bingkisan Natal kepada anggota yang berjaga dan berharap tidak lengah
saat bertugas.
"Tetap berjaga dan waspada terhadap perkembangan situasi yang
terjadi di wilayah tugasnya sehingga kedamaian tetap tercipta," kata
Waterpauw.
Sementara itu Komandan Lantamal X Jayapura Laksma TNI Heru Kusmanto
mengatakan prajurit TNI siap membantu polisi dalam mengamankan ibadah
malam Natal dan Natal serta Tahun Baru 2017.
Kepastian keamanan dalam misa Natal juga disampaikan Kapolda
Sulawesi Tenggara Brigjen Pol. Agung Sabar Santoso, yang didampingi
Kepala Staf Korem 143/Haluoleo Letkol Kav. Agus Waluyo bersama sejumlah
perwira utama Polda melakukan pemantauan ke sejumlah gereja-gereja dalam
rangkaian malam Natal di Kendari.
Gereja yang menjadi pantauan jenderal bintang satu bersama unsur
TNI itu adalah gereja Ora Et Labora, yang bersampingan dengan Mesjid
Agung Al-Kautsar Mandonga Kota Kendari, kemudian Gereja Santo Clemens di
simpang tiga Jalan Saranani, kemudian ke gereja Imanuel dan
gereja-gereja lain di Kota Lama Kendari.
"Pantauan yang dilakukan malam ini, tidak hanya kepada
gereja-geraja yang melakukan ibadah malam Natal, namun yang terpenting
adalah meninjau sejumlah pos pengamanan (Pospam) yang berada di sejumlah
gereja di Kota Kendari," ujar Kapolda.
Kapolda Agung Sabar Santoso mengatakan, pemantauan yang dilakukan
tidak lain dalam rangka mengecek kesiapan para anggota yang berada di
lapangan sejauh mana kesiapan para personel dalam mengamankan jalannya
malam natal ini.
"Dari hasil pemantau yang dilakukan, patut di syukuri bahwa
kegiatan keagaaman berjalan dengan baik dan hingga kini situasi aman dan
masih terkendali mengingat anggota Polri bersama TNI dan komponen
masyarakat dalam menjaga keamanan," ujarnya.
Tidak hanya Kapolda, sejumlah wali kota juga memberikan perhatian
kepada umat Kristiani yang menjalankan ibadah malam Natal ini. Wali Kota
Semarang Hendrar Prihadi, meninjau empat gereja, Sabtu malam, untuk
memastikan ibadah misa Natal dengan aman dan nyaman.
Gereja pertama yang ditinjau rombongan muspida adalah Gereja Santa
Perawan Maria Ratu Rosario Suci atau biasa disebut Gereja Katedral di
kawasan Tugu Muda pusat Kota Semarang.
Bersama dengan jajaran pimpinan muspida, Hendrar Prhadi bahkan
dipersilakan naik ke panggung di gereja yang biasa disebut Holy Stadium
itu, kemudian menyampaikan selamat Natal dan bersalaman dengan pengurus
gereja.
Setelah itu, rombongan bergerak menuju Gereja St Yusuf Gedangan,
dan berlanjut ke Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
Immanuel Semarang atau lebih dikenal dengan sebutan Gereja Blenduk yang
berada di kawasan Kota Lama Semarang.
Tidak ketinggalan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyempatkan
diri datang mengunjungi perayaan Natal di Gereja Katolik Santo Perawan
Maria Regina Paroki Purbowardayan, Solo, Sabtu malam.
Gubernur yang didampingi Kepala Polda Jateng Irjen Pol Condro
Kirono, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi, Wali Kota Surakarta
FX Hadi Rudyatmo menyampaikan selamat Natal kepada ribuan orang jemaat
yang hadir di gereja tersebut.
"Saya datang ke gereja ini bersama Kepala Polda Jateng Irjen Pol
Condro Kirono dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi untuk ikut
berbahagia bersama bapak, ibu, dan keluarga yang sedang merayakan,
mengucapkan selamat Natal, dan jemaat dapat berkumpul bersama keluarga
untuk merayakan Natal dengan bahagia," ujarnya.
Toleransi
Selain mengerahkan unsur Polri/TNI, toleransi antar umat beragama juga
menjadi salah satu faktor penting dalam menciptakan keamanan di
masyarakat terutama saat menjalankan hari besar keagamaan seperti
perayaan Malam Natal.
Hal itu tercermin dari ibadah Malam Natal di seluruh wilayah Indonesia yang dilaporkan berlangsung hikmat dan aman.
Salah satu yang sering menjadi barometer toleransi antarumat
beragama antara Kristiani dan Islam terlihat saat malam Natal di Gereja
Katedral, Jakarta Pusat yang lokasinya berhadapan langsung dengan
Masjid Istiglal.
Seperti biasanya, Masjid Istiqlal menyediakan lahan parkir baik
motor dan mobil bagi para jemaat Gereja Katedral yang ingin
melaksanakan misa malam Natal.
"Biasa memang setiap tahun memang digunakan parkir, agar tidak
macet, hari Natal juga sama saja bisa parkir di area Istiqlal," kata
salah satu petugas penjaga parkir, Dwi kepada Antara.
Untuk menghormati kerukunan antar anak bangsa, juru bicara panitia
Natal Gereja Katedral Susyana mengatakan, dalam perayaan misa Natal 2016
ini, pihaknya menojolkan dekorasi gereja bernuansa betawi. "Dekorasi
Natal tahun (2016) ini oleh wilayah Santa Paulus diajak untuk
menampilkan budaya nasional yang akrab dengan kehidupan kita," katanya.
Diungkapkan Susyana, suasana budaya betawi di DKI Jakarta akan
memberikan dampak umat dalam kondisi lebih akrab. Berbagai dekorasi yang
membawa suasana keceriaan dihadirkan melalui hiasan kereta dan boneka
ondel-ondel yang menjadi ciri khas budaya betawi.
Suasana keakraban antar pemeluk agama juga terjadi di Jayapura,
propinsi paling Timur Indonesia. Sebanyak 400 personil dikerahkan
mengamankan jalannya ibadah malam natal yang dilaksanakan di
gereja-gereja di sekitar Kota Jayapura .
Dari 400 orang personil tersebut, sebanyak 72 orang diantaranya
adalah anggota Himpunan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membagikan
bunga kepada umat Kristiani yang akan memasuki sejumlah gereja untuk
mengikuti kebaktian.
Koordinator Lapangan HMI, Murdani mengatakan, mengatakan pembagian
bunga tersebut yang dilakukan anggota HMI itu dilakukan di 12 gereja
yang berada di seputar kota Jayapura.
Setidaknya 2.000 bunga mawar yang dikemas dalam plastik transparan
dibagi-bagikan, dengan tulisan "Keluarga HMI Cabang Jayapura Mengucapkan
Selamat Rayakan Natal 25 Desember 2016 Semoga Tuhan Memberkati".
Pengamanan terhadap dari warga masyarakat terhadap pelaksanaan misa
Natal juga terlihat di Bali. Sejumlah pecalang atau penjaga keamanan
ikut aktif melakukan pengamanan.
Kepolisian Daerah Bali dalam Operasi Lilin Agung 2016 akan
diterjunkan 530 Satgas Polda Bali, 1.154 jajaran di Polres dan Polresta,
TNI 345 orang serta 1.697 orang dari instansi lainnya.
Ketua Majelis Gereja Ora Et Labora Kendari, Effendy Patulak
mengatakan, rasa terima kasih kepada aparat kepolisian dan unsur TNI
yang bersama-sama bertugas untuk memberi rasa aman kepada seluruh jemaat
yang melaksanakan misa Natal malam ini.
"Yang patut kita syukuri bahwa, toleransi antarumat beragama
khususnya di Kota Kendari dan Sultra pada umumnya berlangsung cukup
damai sejak dulu hingga sekarang," ujarnya.
Suasana damai juga terlihat di Kota Kupang, di mana sebanyak 15
anggota Perhimpunan Pemuda Hindu Dharma (PHD), Kota Kupang, Nusa
Tenggara Timur (NTT) ikut terlibat dalam proses pengamanan perayaan
Natal 25 Desember 2016 di wilayah itu.
"Pemuda Hindu Dharma Kota Kupang sudah dua tahun ikut dalam
kepanitiaan Natal di Kota Kupang untuk mendukung pengamanan perayaan
Natal. Kita ingin perayaan Natal di Kota Kupang berlangsung dengan aman
dan damai, sebagai pemuda tentu kami memiliki tangungjawab moral dalam
menjaga keamanan dan keutuhan NKRI ini," kata Manik Sugiarsa, di halaman
Gereja Paroki St. Yoseph Naikoten II, Kota Kupang.
Salah seorang umat Paroki St. Yoseph Naikoten II Kupang, Ny. Novita
Ngeneng, mengapresiasi adanya keikutsertaan pemuda lintas agama di Kota
Kupang yang ikut menjaga keamanan kegiatan misa malam Natal disejumlah
gereja di daerah ini.
"Ini contoh yang baik bagi daerah lain di Indoneisa dalam menjaga
kerukunan hidup beragama. Harmonisasi hidup beragama ini harus dimulai
dari pemuda.Indonesia sangat indah karena keberagaman suku, agama dan
budaya. Potensi kebhinekaan inilah yang harus tetap dipertahankan,"
tegasnya.
Sementara itu sejumlah warga muslim dari Kelurahan Bonipoi, Kota
Kupang ikut bersama panitia Natal dan aparat Kepolisian dan TNI menjaga
keamanan kegiatan perayaan misa malam Natal di Gereja Katedral Kupang.
Malam misa Natal (Sabtu, 24/12) malam sudah berakhir. Minggu (25/12) umat Kristiani kembali melakukan ibadah Natal.
Para pemuka agama Nasrani mengajak warga Kristen untuk memaknai
perayaan Natal atau peristiwa kelahiran Yesus Kristus sebagai momentum
penting yang penuh pengharapan untuk kehidupan baru di masa mendatang.
"Kelahiran Yesus Kristus memberikan pengharapan bagi umat Kristen
untuk memulai kehidupan baru. Yesus lahir sebagai Sang Pembebas seluruh
keprihatinan hidup umat Kristen," kata mantan Ketua Persatuan
Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Maluku Pdt. DR. John Ruhulesin, saat
memimpin ibadah Natal di Gereja Maranatha, Ambon.
Umat Kristen diminta untuk memanfaatkan momentum Natal sebagai
sebuah peristiwa penting guna memperbaharui hidup dan berdamai dengan
umat beragama lainnya, mengampuni dan berbagi cinta kasih dengan sesama
yang membutuhkan.
Umat Kristiani juga diingatkan untuk mewujudkan cinta kasih yang
tanpa pamrih sepanjang hidupnya, mengharamkan ketidak-adilan, menjauhkan
diri dari pesta pora, pembunuhan, dengki dan iri hati.
Selain itu, harus hidup saling berbagi dan menopang antarsesama,
meningkatkan rasa solidaritas dan kesetia kawanan terutama menolong kaum
berkekurangan, serta menjauhkan diri dari pesta pora yang mengarah pada
konsumerisme.
"Persaudaraan sejati adalah hubungan dan perasaan saling memiliki,
menghormati dan menyayangi satu dengan lainnya, tanpa memandang
perbedaan, tidak saling mencurigai maupun dengki dan iri hati," tegas
Pdt. Jhon.
Sementara itu, Pastor Gereja Santa Theresia Menteng, Jakarta, Romo
Dido da Gomez menilai kunci untuk menjaga toleransi antarsesama, bermula
dari keluarga dan bisa dimulai sejak dini.
"Jadi ini pesan toleransi ini, bermula dari keluarga inti dahulu,
dengan mengajarkan anak atau memberi pengertian anggota keluarga bahwa
bahwa kita semua unik, berbeda, majemuk, baik agama, suku bangsa dan
lainnya," kata Romo Dido da Gomez.
Dengan dikenalkan bahwa semua orang memiliki keunikan
masing-masing, lanjut Dido, anggota keluarga juga harus memiliki
pengertian bahwa setiap perbedaan janganlah menjadi akar permusuhan
namun menjadi kekayaan bangsa.
"Perbedaan itu tidak bisa kita hindari, kita harus menerima itu
karena hal itu memang ada dan kita tidak bisa menolaknya, perbedaan itu
adalah kekayaan kita," tutur Dido.
Kendati demikian, Dido menilai bermula dari keluarga juga tidak
akan cukup untuk menciptakan toleransi, namun harus timbul juga
perasaan untuk bisa menerima perbedaan dan keterbukaan.
"Contoh konkretnya mungkin selama ini kita mengunjungi panti-panti
jompo dan panti lainnya, sekarang mungkin bisa kita kembangkan ke
pesantren, sekolah Budha dan dari kelompok lainnya, dengan begitu kita
akan menjadi manusia terbuka dan bisa menerima perbedaan," ucapnya.
Secara keseluruhan dan hasil pantauan Antara di sejumlah wilayah
pada perayaan malam Natal 2016 berlangsung aman terjadi gangguan
berarti.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo memastikan perayaan
malam Natal umat Kristen yang sedang berlangsung Sabtu (24/12) dan
perayaan Natal Minggu (25/12), berlangsung aman.
"Kami pastikan setiap umat beragama dapat merayakan hari besar
agamanya dengan aman dan nyaman. Khususnya malam ini dan besok hari saat
umat Kristen merayakan Natal," ujar dia saat ditemui di Gereja Reformed
Injili Indonesia (GRII), di Kemayoran, Sabtu malam.
Ia mengatakan bahwa pemerintah secara jelas telah menjaga
pelaksanaan dan perayaan Natal di seluruh Indonesia atas sinergi pihak
kepolisian dan TNI dan masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga memastikan menjamin keamanan perayaan ibadah semua agama di Indonesia.
"Jadi semua agama dijamin oleh pemerintah untuk melaksanakan
keyakinannya dan juga perayaan hari besar agamanya," jelas dia.
"Tujuannya jelas, pemerintah ingin memastikan bahwa negara hadir
dalam memberikan keamanan dan kenyamanan bagi setiap masyarakat di
Indonesia," tandas Mendagri.
Natal 2016, antara pengamanan ketat dan toleransi
Minggu, 25 Desember 2016 13:35 WIB