Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi
Rp13.297, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.314 per dolar AS.
"Mata uang rupiah menguat seiring dengan permintaan terhadap aset
di surat utang negara (SUN) dan saham yang masih tinggi," kata Ekonom
Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan bahwa permintaan aset berdenominasi rupiah yang
masih tinggi itu menahan laju dolar AS di pasar valas dalam negeri. Di
sisi lain, harapan kenaikan peringkat utang oleh Standard & Poors
(S&P) juga cukup tinggi sehingga mendukung rupiah yang lebih kuat.
Walaupun menguat, lanjut dia, nilai tukar rupiah masih menjadi
salah satu kurs yang apresiasinya paling rendah di kawasan Asia sejak
awal tahun. Sentimen domestik diharapkan dapat mendorong apresiasi
rupiah lebih tinggi seraya menunggu data inflasi Maret 2017 yang
dijadwalkan rilis pada awal pekan depan (Senin, 3/4) mendatang.
Ia mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang mulai bangkit
menuju level 50 dolar AS per barel seiring dengan ekspektasi data
produksi OPEC Maret 2017 yang turun turut menjadi sentimen positif bagi
mata uang komoditas.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di posisi 49,50 dolar
AS per barel, dan Brent Crude di level 52,33 dolar AS per barel pada
Kamis (30/3) pagi ini.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa
pemberitaan adanya kerjasama antara Indonesia dan Perancis serta
pembahasan Kementerian Perindustrian dengan PBB terkait peningkatan daya
saing nasional serta ekspektasi positif pada data-data makro ekonomi
diharapkan dapat mendorong lebih tinggi kurs rupiah.
"Pelaku pasar diharapkan tetap mencermati berbagai macam sentimen yang dapat merubah arah penguatan rupiah," katanya.
Rupiah bergerak menguat 17 poin Kamis pagi
Kamis, 30 Maret 2017 11:36 WIB