New York (ANTARA GORONTALO) - Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi pada
Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah serangan rudal AS ke pangkalan udara
militer Suriah memicu ketidakpastian geopolitik di kawasan kaya minyak.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate
(WTI) untuk pengiriman Mei, bertambah 0,40 dolar AS menjadi menetap di
52,10 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk
pengiriman Juni, naik 0,35 dolar AS menjadi ditutup pada 55,24 dolar AS
per barel di London ICE Futures Exchange.
Para analis mengatakan tindakan AS baru-baru ini menimbulkan
kekhawatiran bahwa konflik bisa meluas di kawasan itu dan mempengaruhi
produksi minyak mentah.
Harga minyak mentah naik untuk sesi keempat berturut-turut pada
Jumat (7/4), menyusul berita serangan rudal AS, dan diperdagangkan
mendekati level tertinggi satu bulan pada akhir perdagangan.
Militer AS pada Kamis (6/4) meluncurkan serangan rudal yang
ditargetkan pada lapangan terbang militer Suriah, yang merupakan
serangan langsung pertama terhadap tentara Presiden Suriah Bashar
al-Assad sejak krisis Suriah dimulai enam tahun lalu.
Sebanyak 59 rudal Tomahawk diluncurkan dari kapal perusak USS Porter
dan USS Ross di Timur Laut Mediterania pada sekitar pukul 20.40 waktu
setempat, dengan target pesawat-pesawat, hanggar, poin bahan bakar
minyak, sistem pertahanan udara dan radar Suriah, menurut pernyataan
Pentagon. Demikian laporan Xinhua.
Harga minyak dunia naik setelah AS serang Suriah
Sabtu, 8 April 2017 9:06 WIB