Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Selasa pagi, bergerak melemah menjadi Rp13.294,
dibandingkan sebelumnya Rp13.279 per dolar AS.
"Saat ini pergerakan mata uang domestik lebih didominasi
ketidakpastian menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang
dijadwalkan Rabu (19/4) besok," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga
Cipta di Jakarta, Selasa.
Kendati demikian, lanjut dia, dalam jangka menengah, ruang
penguatan rupiah masih terbuka mengacu data ekonomi dalam negeri yang
positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia
pada Maret 2017 mengantongi surplus sebesar 1,23 miliar dolar Amerika
Serikat yang didorong oleh surplus sektor nonmigas senilai 2,02 miliar
dolar AS.
"Surplus neraca perdagangan Indonesia itu akan menjaga likuiditas dolar AS di dalam negeri," katanya.
Di sisi lain, ia menambahkan, potensi penguatan rupiah juga masih
terbuka menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang lebih lunak
terhadap proteksi dagang Amerika Serikat.
"Data AS yang kurang baik juga menambah alasan untuk dolar AS tidak akan terlalu kuat," katanya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, sentimen
geopolitik global masih membuat permintaan terhadap aset-aset "safe
haven" masih terjadi sehingga laju rupiah tertahan.
"Sikap sebagian pelaku pasar yang masih khawatir terhadap
geopolitik global membuat kehati-hatian untuk masuk ke aset mata uang
berisiko," katanya.
Rupiah bergerak melemah
Selasa, 18 April 2017 11:57 WIB