Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah menetapkan industri pengolahan
terutama non-migas menjadi salah satu sektor prioritas yang tengah
dipacu pengembangannya sebagai penggerak pembangunan dan pemerataan
ekonomi nasional.
“Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus fokus mendorong
pertumbuhan industri dalam negeri melalui kebijakan strategis
berdasarkan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun
2015-2019,†kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat siaran
pers di Jakarta, Rabu.
Airlangga menyampaikan hal tersebut usai menghadiri pembukaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2017 di Jakarta, Rabu.
Kontribusi industri selama ini dinilai mampu membawa efek berganda
terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan nilai tambah, dan
penerimaan devisa.
Arah pengembangan tersebut meliputi peningkatan daya saing dan
produktivitas industri, penumbuhan populasi industri, serta pengembangan
perwilayahan industri di luar pulau Jawa.
Langkah ini akan didukung beberapa program, di antaranya penguatan
kompetensi sumber daya manusia, yang menjadi pilar penting dalam
kebijakan pemerataan ekonomi.
“Kami telah menyiapkan pendidikan vokasi yang link and match antara
industri denganSekolah Menengah Kejuruan (SMK),†ujar Airlangga.
Pada 21 April 2017, Kemenperin menggandeng sebanyak 117 perusahaan untuk
menandatangani perjanjian kerja sama dengan 389 SMK dalam upaya
menjalankan program pendidikan vokasiindustri di wilayah Jawa Tengah dan
D.I. Yogyakarta.
“Kami akan lakukan lagi secara bertahap di beberapa wilayah lainnya
dalam upaya mencapai target satu juta tenaga kerja tersertifikasi hingga
tahun 2019,†ucapnya.
Airlangga juga menegaskan, pihaknya sedang giat mengajak pelaku industri agar menambah investasi di Indonesia.
Hal ini seiring dengan komitmen pemerintah untuk mempermudah perizinan
investasi dan memberikan insentif fiskal bagi yang berekspansi.
“Sektor yang tengah didorong adalah industri padat karya berorientasi
ekspor,†tuturnya.
Kemenperin mencatat, rencana investasi sampai tahun 2020 dari sektor
industri mencakup 97 proyek dengan nilai sebesarRp567,31 triliun dan
diperkirakan menyerap tenaga kerja sebanyak 555.528 orang baik tenaga
kerja langsung maupun tidak langsung.
Airlangga optimistis, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama untuk investasi dan basis produksi bagi pelaku industri.
Apalagi, berdasarkan data UNIDO, Indonesia termasuk dalam10 besar negara
manufaktur di dunia yang memberikan nilaitambah cukup besar dari sektor
manu faktur.
Capaian ini mampu melampaui negara industri lainnya seperti Inggris,
Rusia danKanada.
“Kontribusi sektor industri pengolahan non-migas terhadap total PDB pada
tahun 2016 cukup besar mencapai 18,20 persen,†ungkapnya.
Namun demikian, lanjut Airlangga, nilai tambahyang diciptakan sektor
industri tidak hanya berasal dari prosesproduksi, tetapi juga mencakup
seluruh aktivitas jasa yang terkait sampai dengan produk tersebut
diterima oleh konsumen.
“Oleh karena itu, kontribusi sektor industri termasuk seluruhjasa-jasa
terkaitnya bisa mencapai 31,3 persen atau tertinggidibanding sektor
lain,†imbuhnya.
Sementara itu, dalam upaya mengimplementasikan visipemerintah untuk
mewujudkan Indonesia sentris, Kemenperin memfasilitasi pengembangan
kawasan industri di luar pulau Jawa.
Tiga tahun ke depan, akan dipercepat beberapa pembangunan kawasan
industri di Tanjung Buton, Dumai, Berau, Tanah Kuning, yang telah
diusulkan dalam revisi Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang
percepatanpelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Selanjutnya, Kemenperin juga mengembangkan produktivitasdan daya saing
industri kecil dan menengah (IKM), yang menjadi sektor mayoritas dari
populasi industri di Indonesia dan memberikan kontribusi besar terhadap
perekonomian nasional.
"Langkah ini sekaligus untuk mencapai target sebanyak 20 ribuwirausaha
baru hingga tahun 2019," pungkasnya.
Dalam upaya mengejar sasaran tersebut, sepanjang tahun 2016, Kemenperin
telah melaksanakan program pelatihan, pemberianstartup capital, dan
pendampingan kepada 3.745 calon wirausaha baru, di mana 200 orang sudah
mendapatkan legalitas usaha industri.
“Kami pun telah meluncurkan program e-Smart IKM melalui
pemanfaatan teknologi digital untuk memperluasakses pasar serta
menghadapi persaingan global dan era industry 4.0,†jelas Airlangga.
Industri jadi prioritas pembangunan dan pemerataan ekonomi
Rabu, 26 April 2017 21:50 WIB