Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Negara-negara anggota ASEAN, bersama China,
Jepang dan Korea Selatan (ASEAN+3) berjanji akan meningkatkan ketahanan
ekonomi kawasan dengan melanjutkan reformasi struktural perekonomian,
dan menerapkan kebijakan ekonomi makro yang efektif, kata Gubernur BI
Agus Martowardojo.
Gubernur Bank Indonesia dalam pertemuan ASEAN+3 di Yokohama, Jepang,
Jumat, mengatakan ASEAN+3 akan melanjutkan kerja sama keuangan di
kawasan untuk menghadapi berbagai risiko ekonomi global, sekaligus
memperkuat sistem perdagangan dan investasi.
"Negara-negara ASEAN+3 juga terus mewaspadai risiko ekonomi global
yang masih diliputi ketidakpastian, baik akibat adanya kecenderungan
proteksionisme, risiko geopolitik, maupun perubahan stance kebijakan
moneter terutama di negara maju," kata Agus melalui keterangan tertulis
diterima di Jakarta.
Agus mengatakan ASEAN+3 juga menekankan untuk pemanfaatan semua
perangkat kebijakan, baik moneter, fiskal, dan struktural, untuk
mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, seimbang, inklusif, serta
untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan keuangan.
Pertemuan itu turut dihadiri oleh lembaga ASEAN+3 Macroeconomic
Research Office (AMRO), Bank Pembangunan Asia/Asian Development Bank
(ADB), dan Dana Moneter Internasional/International Monetary Fund (IMF)
sebagai mitra ASEAN+3. Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan
agar terjadi pertukaran pandangan mengenai kondisi terkini terkait
ekonomi global dan kawasan.
Selain itu, kata Agus, Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan
ASEAN+3 juga sepakat untuk memperkuat komitmen "Chiang Mai Initiative
Multilateralisation" (CMIM) sebagai bagian penting dari jaring pengaman
keuangan kawasan. ASEAN+3 akan meningkatkan kesiapan operasional CMIM,
dengan penguatan jaring bilateral "swap" di kawasan ASEAN+3.
"Kerja sama keuangan kawasan terus diperkuat untuk mencapai kawasan
ASEAN+3 yang semakin resilien dan terintegrasi," ujar dia.
Gubernur BI: ASEAN+3 tingkatkan ketahahan ekonomi kawasan
Jumat, 5 Mei 2017 22:50 WIB