Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengklaim Indonesia sudah bebas virus ransomware WannaCry yang sebelumnya menginfeksi setidaknya 200 ribu komputer di seluruh dunia.
"Boleh dikatakan hari ini sudah tidak ada isu lagi mengenai
WannaCry, tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia," katanya
di sela Asia Pacific Satellite Communications System International
Conference (APSAT) 2017 di Jakarta, Rabu.
Menurut Rudiantara, virus yang terpapar melalui jaringan data atau
internet itu tidak berdampak signifikan di Indonesia lantaran tangkasnya
pencegahan yang dilakukan yakni memutus hubungan internet dan membuat
salinan data cadangan (back up).
"Nah banyak yang melakukan ini, masuk kantor cabut kabelnya, matikan
WiFi dan LAN kemudian secepatnya back up data dan unduh antivirus jadi
langsung terproteksi," katanya.
Rudiantara mengaku meski masih ada pihak terinfeksi WannaCry yang
hingga kini belum bisa membuka data, namun jumlahnya tidaklah besar.
Belum lagi, komputer yang terinfeksi WannaCry di Indonesia masih
kategori puluhan, berbeda dengan yang terjadi di Eropa atau belahan
dunia lain seperti Inggris atau Rusia dan China.
"Kita tahu Rumah Sakit Dharmais (kena) tapi tidak seluruhnya. Ada
juga Samsat di luar Jawa, di Sulawesi, juga ada perusahaan perkebunan
dan manufaktur. Tapi hanya puluhan komputer dari mereka dan satu
perusahaan mungkin tidak lebih dari 10 unit," katanya.
Rudiantara menambahkan, pihaknya mengkonfirmasi kasus WannaCry berdasarkan laporan yang diterima dari masyarakat.
Ia juga meyakini tidak ada pihak yang terinfeksi virus tersebut
membayarkan uang tebusan sekitar 300 dolar AS untuk kembali membuka data
yang terkunci.
"Soal bayar, saya enggak yakin dari Indonesia ada yang bayar karena
saya anjurkan tidak bayar. Logikanya begini, itu kan bisnis triliunan,
masak hanya dengan 300 dolar AS atau Rp4 juta orang mau kasih decrypt?
Makanya saya katakan tidak usah bayar," ungkapnya.
Ransomware adalah sejenis aplikasi tools/perangkat perusak yang
dirancang serta ditanamkan secara diam-diam dan ketika dijalankan secara
jarak jauh akan menghalangi akses kepada sistem komputer atau data,
bekerja dengan mengunci sistem dengan cara mengenkripsi file sehingga
tidak dapat diakses hingga tebusan dibayar.
Ada pun jenis
Ransomware yang saat ini sedang mewabah adalah WannaCrypt0r 2.0
ransomware, yang memanfaatkan kelemahan security pada Sistem Operasi
Windows yang telah ditambal oleh Microsoft melalui Security Update Patch
pada Maret lalu.
Namun masih banyaknya sistem komputer yang
tidak melakukan pembaruan tersebut menyebabkan ransomware ini cepat
menyebar ke seluruh dunia dalam waktu singkat.
Menkominfo sebut Indonesia sudah bebas "ransomware wannacry"
Rabu, 17 Mei 2017 13:46 WIB