Bantul (ANTARA GORONTALO) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
mengatakan ekspor perikanan Indonesia menduduki peringkat tiga se-Asia
Tenggara.
"Padahal kita (Indonesia) nomor dua di dunia untuk panjang
pantainya. Itu kan kontradiksi dan ironi, kita tidak boleh diam saja,"
katanya di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu.
Karena itulah, kata Susi dalam acara Puncak Peringatan Hari Ulang
Tahun (HUT) Ke-44 Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) di Pantai
Depok, ia bertindak tegas dalam menjalankan kebijakan memerangi
pencurian ikan.
Susi mengaku tidak mudah untuk melenyapkan praktik pencurian ikan
karena harus mengurangi mata rantai selama beberapa dekade berjalan,
agar setidaknya produksi perikanan Indonesia menjadi lebih baik.
Pencurian ikan besar-besaran, menurut Susi juga berimbas pada
menurunnya jumlah rumah tangga nelayan. Hasil sensus 2003 tercatat 1,6
juta rumah tangga, sedangkan pada 2013 tinggal 800 ribu rumah tangga.
"Ini karena jadi nelayan tidak lagi hidup akibat ikan tidak ada
lagi, makin susah. Saya bisa cerita karena saya alami sendiri," kata
Susi.
Seiring dengan berkurangnya jumlah rumah tangga nelayan, lanjut
dia, ratusan perusahaan perikanan atau eksportir harus gulung tikar.
Oleh karena itu, kata dia, selain melarang pencurian ikan juga
perlu larangan menjual benih-benih ikan lobster ke tengkulak untuk
dieskpor.
Susi mengharapkan para nelayan yang tergabung dalam HNSI segera
berkonsolidasi mengingat sudah hampir tiga tahun pemerintahan yang baru
melakukan beberapa program melalui KKP dalam jaga visi misi Presiden
Jokowi.
Ia mengatakan visi dan misi Presiden Jokowi di antaranya adalah
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, juga menjadikan laut
sebagai masa depan bangsa.
"Itu berarti bangsa ini harus menggantungkankan diri kepada laut,
berarti laut kita harus kaya ikan dan harus hidup untuk masa depan
bangsa kita," katanya.
Susi : ekspor perikanan peringkat tiga se-Asia Tenggara
Senin, 22 Mei 2017 9:14 WIB