Wamena (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah wanita usia pelajar Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di wilayah pegunungan tengah Papua masuk dalam kategori
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) karena sejak usia 15 tahun mereka sudah
melakukan hubungan seksual tidak aman.
"Jangan dikira kalau anak-anak masih SMP mereka tidak akan
melakukan hubungan seks, sebab yang kita temui kalau usia 15 - 19 tahun
yang banyak mengidap HIV/AIDS perempuan. Artinya yang sexual active-nya
lebih dahulu adalah perempuan. Laki-laki jarang," kata Penanggungjawab
program HIV/AIDS dan IMS Dinkes Jayawijaya Dokter Gabriel Yuristianti
Andayani di Wamena, Senin.
Walau tidak menyebutkan perbandingan jumlah pengidap HIV/AIDS
antara laki-laki dan perempuan pada usia 15 - 19 tahun, Gabriel
mengharapkan peran orang tua dalam pencegahan penyebaran penyakit itu.
"Orang tua jangan mengabaikan anak-anak usia SMP dalam pengawasan
sebab dengan adanya teknologi, pornografi yang bisa diakses di Internet
dapat merusak kehidupan mereka," katanya.
Sementara pada pelajar usia 19 - 24 tahun ke atas, kata Gabriel lagi, pengidap HIV/AIDS lebih didominasi oleh laki-laki.
Sebelumnya, ia mengungkapkan 6.450 penduduk di wilayah pegunungan
tengah Papua mengidap HIV/AIDS sehingga wajib mengkonsumsi obat
antiretroviral (ARV) agar bertahan hidup lebih lama.
"Jumlah penderita bisa saja bertambah sebab sebagian warga belum melakukan pemeriksaan," ujarnya.
Ia mengatakan dari jumlah itu, sebanyak 3.500 orang sudah pernah
mengkonsumsi obat ARV, tetapi hanya 1.100 yang rutin mengambil obat
untuk dikonsumsi.
Separuh penderita HIV/AIDS yang tidak mengambil obat, bisa jadi
karena bosan mengkonsumsi obat setiap hari atau sudah meninggal dunia.
"Persoalan berat yang kita hadapi adalah kecenderungan masyarakat
untuk tidak minum obat. Obat baru dapat diminum apabila yang
bersangkutan jatuh terbaring karena sakit. Kalau masih bisa jalan,
mereka tidak mau minum obat," katanya.
Dinas kesehatan setempat, menurut dia terus mencari keberadaan
pasien-pasien yang tidak rutin meminum ARV dan mengajak mereka kembali
mengkonsumsi obat ARV.
Sejumlah pelajar SMP di Papua termasuk ODHA
Senin, 5 Juni 2017 15:35 WIB