Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
memproyeksikan belanja negara dalam RAPBN 2018 mencapai kisaran Rp2.204
triliun-Rp2.349 triliun, dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian
domestik maupun global.
"Outlook APBN 2018 diperkirakan belanja negara mencapai Rp2.204
triliun-Rp2.349 triliun," katanya dalam rapat kerja pemerintah dengan
Komisi XI DPR membahas asumsi dasar tahun anggaran 2018 di Jakarta,
Senin.
Ia juga menyampaikan rasio penerimaan perpajakan (tax ratio)
dalam RAPBN 2018 diproyeksikan mencapai kisaran 11 persen-12 persen
terhadap PDB serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 1,8
persen-2 persen terhadap PDB.
Dengan demikian, pendapatan dari sektor perpajakan apabila
ditambah dari PNBP plus penerimaan hibah sekitar 0,05 persen-0,07 persen
terhadap PDB, maka total penerimaan negara diperkirakan mencapai 12,9
persen-14,1 persen terhadap PDB.
Selain itu, katanya, belanja pemerintah pusat diperkirakan
mencapai kisaran 5,6 persen-5,9 persen terhadap PDB, yang menjadi pagu
belanja terbesar dibandingkan pagu dalam periode tahun anggaran 2016 dan
2017.
"Dengan belanja total mencapai 15,1 persen-16 persen terhadap
PDB, sedangkan pendapatan negara 12,9 persen-14,1 persen terhadap PDB,
maka defisit anggaran diproyeksikan mencapai 1,9 persen-2,3 persen dari
PDB," ujar mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini.
Dengan defisit anggaran mencapai 1,9 persen-2,3 persen terhadap
PDB, maka neraca keseimbangan primer akan dijaga pada kisaran Rp50
triliun-Rp99 triliun atau kisaran minus 0,6 persen-0,4 persen terhadap
PDB.
Untuk pembiayaan defisit tersebut, tambah Sri Mulyani, pemerintah
akan melakukan penerbitan surat berharga negara (SBN) sebanyak 2,7
persen-tiga persen terhadap PDB dan pinjaman pada kisaran 0,3 persen-0,5
persen terhadap PDB.
Pengeluaran pembiayaan juga dilakukan untuk amortisasi 0,5
persen-0,7 persen terhadap PDB serta Penyertaan Modal Negara untuk
Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dan investasi lainnya 0,2
persen-0,4 persen terhadap PDB.
"Semua itu dilakukan dengan menjaga postur rasio utang dari PDB,
yaitu sebesar 27 persen-29 persen terhadap PDB," ujarnya.
Seluruh perkiraan postur RAPBN 2018 tersebut disusun melalui
asumsi dasar makro antara lain pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4
persen-6,1 persen, inflasi sebesar 2,5 persen-4,5 persen, nilai tukar
Rp13.500 per dolar AS-Rp13.800 per dolar AS serta suku bunga SPN 4,8
persen-5,6 persen.
Kemudian, harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada kisaran 45
dolar AS-60 dolar AS per barel serta lifting migas 1.965 ribu-2.050 ribu
barel per hari, dengan rincian lifting minyak bumi 771 ribu-815 ribu
barel per hari dan gas bumi 1.194 ribu-1.235 ribu barel setara minyak
per hari.
Menkeu proyeksikan belanja 2018 bisa capai Rp2.349 triliun
Senin, 12 Juni 2017 18:30 WIB