Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri
menangkap sebanyak 36 terduga teroris di berbagai daerah pasca peristiwa
teror bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu pada Rabu (24/5).
"Sudah ada 36 orang yang ditangkap, ada yang terkait bom Kampung
Melayu, ada yang tidak terkait," kata Kapolri Jenderal Pol Tito
Karnavian di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Kendati tidak seluruh penangkapan terduga teroris tersebut terkait
dengan bom Kampung Melayu, tetapi seluruhnya merupakan sel-sel Jamaah
Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi pada ISIS.
"Mereka ini sel-sel JAD yang berencana melakukan serangan teror," katanya.
Sementara, penangkapan teroris di Jawa Timur yakni di Surabaya dan
Malang baru-baru ini diketahui juga merupakan kelompok JAD.
"Mereka sel JAD, terkait dengan Bahrun Naim. Mereka ada yang akan
lakukan serangan teror, ada yang fasilitator berangkat ke Suriah,"
katanya.
Untuk mencegah terjadinya aksi teror jelang Idul Fitri, Kapolri
memerintahkan Kepala Densus 88 memperketat deteksi terhadap pergerakan
jaringan teroris. "Saya perintahkan kepada Kadensus 88 untuk deteksi
secara ketat, super ketat selama Ramadhan dan Idul Fitri," katanya.
Polri tidak ingin kecolongan lagi seperti pada perayaan Idul Fitri
pada 2016, dimana pada H-1 Lebaran atau 5 Juli 2016 terjadi aksi bom
bunuh diri teroris Nur Rohman di Mapolres Surakarta, Jawa Tengah.
"Lakukan langkah-langkah preventif, lakukan tindakan cepat, kalau
ada indikasi terlibat jaringan, lakukan tindakan sesuai kewenangan yang
ada di undang-undang," kata Tito.
Polisi memiliki waktu 7x24 jam dalam memeriksa terduga teroris untuk
mengetahui keterlibatannya dalam aksi teror. "Kita bisa melakukan
penangkapan selama tujuh hari. Kalau terbukti, tahan. Kalau tidak
terbukti, lepaskan," kata Tito.
36 terduga teroris ditangkap pasca bom Kampung Melayu
Selasa, 20 Juni 2017 22:02 WIB