Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin
Umar mengajak umat Islam Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai
momentum untuk membersihkan diri dari pengaruh paham
radikalisme-terorisme dan kembali ke Islam yang rahmatan lil alamin.
"Dengan Idul Fitri ini kita tingkatkan rasa cinta Tanah Air dan
bangsa demi keutuhan NKRI," ujar Nasaruddin sebagaimana dikutip dalam
siaran persnya di Jakarta, Selasa.
Ia menilai bangsa Indonesia sedang menghadapi berbagai ujian saat
ini. Karena itu, bangsa Indonesia harus memiliki pertahanan kuat dalam
menghadapi serangan-serangan dari luar, bukan malah saling menjatuhkan.
Kondisi itulah yang mengharuskan semuanya harus introspeksi mulai
dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan sebagainya, kata
Nasaruddin.
Menurut dia, untuk mewujudkan Indonesia yang bersih dari radikalisme
dan terorisme adalah dengan memperkuat pemahaman dan penerapan
nilai-nilai Islam dan Pancasila. Ia optimistis bila Islam dan Pancasila
semakin mengakar kuat maka Indonesia akan kokoh dari berbagai macam
gangguan.
"Idul Fitri itu saling memaafkan dan menjalin silaturahim. Jadi, ini
momentum untuk mengejawantahkan nilai dari Islam dan Pancasila itu
sendiri," imbuh Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah,Jakarta ini.
Ia menilai Islam dan Pancasila kompatibel. Islam adalah ajaran
universal, sedangkan Pancasila adalah kearifan lokal. Islam tidak
mengatur A-Z, tetapi Islam mengatur dasarnya, sedangkan aksesoris dan
keindahannya diserahkan kepada kearifan lokal, yaitu Pancasila sebagai
ideologi bangsa.
"Islam dan Pancasila seperti mata uang yang memiliki sisi yang
berbeda, keduanya berfungsi. Apabila salah satu sisinya hilang maka
uang tersebut tidak dapat dipergunakan. Jadi sisi tersebut bisa saling
melengkapi dan menyempurnakan," terang mantan wakil menteri Agama RI
ini.
Salah satu hasil kerja sama Islam dan Pancasila itu adalah
toleransi. Nasaruddin memaparkan bahwa toleransi itu membutuhkan
kelapangan dada dalam memahami perbedaan, dan itu harus dimulai dari
individu masing-masing.
"Untuk membuat orang lain baik kita harus memulai dari diri kita
dulu. Ibarat guru tidak akan bisa memintarkan anak didiknya apabila
dirinya sendiri belum menjadi manusia yang pintar," kata Nasaruddin.
Nasaruddin: Idul Fitri momentum bersihkan dari radikalisme-terorisme
Selasa, 20 Juni 2017 22:16 WIB