Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan
enam perukyat hilal bersaksi melihat bulan muda atau hilal sehingga
menjadi salah satu dasar penetapan Idul Fitri 1438 Hijriyah/2017 Masehi
yang jatuh pada Minggu (25/6).
"Ada enam petugas yang menyampaikan kesaksian di bawah sumpah bahwa
mereka lihat hilal," kata Lukman dalam jumpa pers Sidang Isbat Awal
Syawal 1438 Hijriyah di kantor Kemenag, Thamrin, Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan enam perukyat itu merupakan unsur Tim Hisab dan
Rukyat Kemenag yaitu empat orang dari titik pengamatan di Nusa Tenggara
Timur dan dua lainnya masing-masing di Gresik dan Surabaya, Jawa Timur.
Secara metode penghitungan astronomi atau hisab, kata dia, posisi
hilal sudah memenuhi kriteria "imkanu rukyat" standar kesepakatan
negara-negara Asia Tenggara.
Dia mengatakan hilal bisa dikategorikan memenuhi unsur pergantian
bulan jika berada di posisi minimal dua derajat di atas ufuk. Selain
itu, elongasi atau jarak matahari ke bulan sedikitnya 3 derajat dan umur
hilal paling tidak 8 jam.
Dari metode hisab yang dilakukan Kemenag, lanjut dia, hilal pada
Sabtu petang memiliki tinggi 3,88 derajat, elongasi 5,06 derajat dan
umur bulan 8 jam 15 menit 24 detik.
Lukman mengatakan Kemenag menggunakan dua perpaduan penetapan pergantian bulan yaitu dengan rukyat dan hisab.
Hisab, kata dia, membantu menentukan posisi hilal di cakrawala lewat
perhitungan astronominya. Sementara rukyat dipakai untuk memastikan
keberadaan bulan di ufuk.
"Maka sidang isbat sepakat malam ini 1 syawal, maka besok kita bersama laksanakan shalat id," kata dia.
Menag: enam perukyat melihat hilal
Sabtu, 24 Juni 2017 20:58 WIB