Jakarta (ANTARA GORONTALO) -- Dimulai dari ambisi untuk memajukan masyarakat
sekitarnya, seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil
mengantongi tiket ke acara geospasial terbesar di dunia, Esri User
Conference (Esri UC) yang diselenggarakan di San Diego, California.
Dirga
Imam Gozali Sumantri, mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika Institut
Teknologi Bandung (ITB), berhasil memenangkan Esri Young Scholars Award
(EYSA) 2017 untuk proyek yang digagasnya yaitu Bandung Reliable Geospatial App (BRaGA). BRaGA adalah aplikasi yang secara langsung melibatkan masyarakat (crowdsourcing atau urun daya) di mana masyarakat dapat melaporkan masalah yang mereka temui ke pemerintah setempat.
EYSA
adalah kompetisi mahasiswa termasuk pascasarjana bertaraf internasional
yang dikelola secara lokal oleh Esri Indonesia. EYSA adalah sebuah
kompetisi yang merayakan keunggulan di bidang geospasial, khususnya
kreativitas pemanfaatan teknologi Geographic Information System (GIS) untuk memecahkan permasalahan bisnis maupun berbagai permasalahan di masyarakat.
Proyek
yang dikerjakan Dirga berhasil menyaingi karya-karya peserta lain yang
berasal dari berbagai wilayah Indonesia. Dirga mendapat kesempatan untuk
memamerkan hasil karyanya kepada lebih dari 16.000 pakar GIS yang
berasal dari 140 negara.
Melalui BRaGA, Dirga berharap dapat
menyajikan sebuah platform interaksi antara pemerintah dengan masyarakat
karena aplikasi ini memberi kemudahan bagi masyarakat untuk melaporkan
suatu kejadian di lingkungan mereka.
“Bandung merupakan kota yang memimpin dalam pengembangan smart city di Indonesia. Seperti kita ketahui konsep smart city
mengakui masyarakat sebagai sumber data penting yang bersifat kritis
untuk meningkatkan layanan publik. Memberi masyarakat sebuah platform
untuk melaporkan kejadian yang timbul di masyarakat mendukung mereka
untuk membuat perubahan dan membantu pemerintah supaya lebih memahami
publik dan melayani mereka secara lebih baik,†Dirga menjelaskan.
Aplikasi
ini juga didesain untuk mengedukasi penggunanya mengenai fasilitas
publik dan tempat-tempat bersejarah di sekitar mereka.
“Saya
percaya setelah masyarakat mengenal tentang peran dari infrastruktur
bersejarah di sekitar mereka, mereka akan memiliki apresiasi lebih dan
ingin ikut merawatnya,†ujarnya.
Hernadi Tri Cahyanto, Kepala
Subdirektorat Sistem Informasi dan Sarana Prasarana Angkutan Laut
Kementerian Perhubungan RI, yang juga salah satu panel juri EYSA
mengatakan aplikasi GIS berbasis web karya Dirga sangat menjanjikan dan memiliki potensi untuk menjawab sebagian tantangan yang dihadapi masyarakat.
“Memilih
pemenang untuk tahun ini bukan perkara mudah. Tapi kami yakin
kreativitas Dirga dalam mengaplikasikan teknologi geospasial untuk
menjawab tantangan-tantangan riil dan juga semangatnya untuk
mempromosikan penggunaan fasilitas publik di Bandung membuat dia pantas
meraih gelar Esri Young Scholar tahun ini,†lanjut Hernadi.
“Dengan
EYSA, kita bisa melihat betapa para mahasiswa Indonesia dapat
menunjukkan kreativitas luar biasa jika dibekali dengan teknologi
terkini. Saya tidak sabar lagi ingin melihat aplikasi inovatif lainnya
yang lahir dari kompetisi ini di tahun-tahun mendatang,†tegas Hernadi.
Mahasiswa ITB raih penghargaan kompetisi teknologi global untuk aplikasi Crowdsourcing
Selasa, 4 Juli 2017 14:39 WIB