Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat 10 poin menjadi Rp13.314
dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.324 per dolar Amerika Serikat
(AS).
Ekonom Sammuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu mengatakan
bawa kurs rupiah stabil dengan kecenderungan menguat terhadap dolar AS
menyusul data inflasi Juli 2017 yang telah dirilis oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) dinilai cukup terkendali.
"Walaupun inflasi yang turun lebih akibat penurunan daya beli masyarakat, pasar masih merespon positif," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Juli 2017
sebesar 0,22 persen. Dengan demikian tingkat inflasi tahun kalender
Januari-Juli 2017 tercatat mencapai 2,6 persen dan inflasi dari tahun ke
tahun (yoy) sebesar 3,88 persen.
Ia menambahkan bahwa fokus pelaku pasar selanjutnya yakni pada data
produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua 2017 yang diproyeksikan
mengalami pertumbuhan. Situasi itu dapat membuka ruang rupiah untuk
kembali menguat.
"PDB Indonesia yang membaik, ditambah inflasi yang terkendali serta
lemahnya dolar Amerika di pasar global, bisa mendorong rupiah lebih
kuat," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan rupiah juga berpeluang
terganggu menyusul koreksi harga minyak mentah dunia. Harga minyak
mentah yang sempat naik pada pekan lalu, mulai terkoreksi.
"Data persediaan minyak mentah Amerika Serikat yang naik melebihi
ekspektasi, menjadi penyebab harga minyak mentah dunia terkoreksi,"
katanya.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 1,00 persen menjadi
48,67 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,93 persen menjadi
51,30 dolar AS per barel.
Rupiah Rabu pagi menguat 10 poin
Rabu, 2 Agustus 2017 10:55 WIB