Karakas (ANTARA GORONTALO) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dia
ingin melakukan pembicaraan personal dengan Presiden Amerika Serikat
Donald Trump, yang menjatuhkan sanksi kepadanya dengan alasan dia sudah
merusak demokrasi.
Ia mengarahkan Menteri Luar Negeri Jorge
Arreaza untuk mengatur, "agar saya bisa melakukan pembicaraan personal
dengan Donald Trump.â€
Dia juga mengatakan akan menggugat sanksi-sanksi tersebut di pengadilan Amerika Serikat.
Berbicara
pada Kamis (10/8) di hadapan majelis baru yang terpilih bulan lalu,
Maduro mengatakan dia juga sudah memberikan perintah kepada para pejabat
untuk mengatur pertemuan tatap muka dengan Trump -- "jika memungkinkan"
-- saat mereka berdua berada di New York pada 20 September untuk
menghadiri Sidang Majelis Umum PBB.
"Jika dia sangat tertarik dengan Venezuela, saya di sini. Tn. Donald Trump, ini tangan saya," katanya.
Amerika
Serikat pada 31 Juli mengambil langkah tidak biasa dengan memberlakukan
sanksi terhadap Maduro, dengan membekukan aset AS yang mungkin
dimilikinya dan melarang warga AS berbisnis dengannya.
Pemerintahan
Trump menyebut Maduro seorang "diktator" dan pekan ini mengenakan lebih
banyak sanksi terhadap beberapa anggota Majelis Konstituante menurut
warta kantor berita AFP.
Namun Maduro menyatakan menentang apa
yang dia sebut sebagai "agresi imperialis" Amerika, menuduh Washington
terlibat dalam serangan ke satu pangkalan militer oleh pemberontak
berseragam pimpinan dua pejabat Venezuela yang membelot.
Presiden Venezuela ingin pembicaraan personal dengan Trump
Jumat, 11 Agustus 2017 12:10 WIB