Yogyakarta (ANTARA GORONTALO) - Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi
pada 2018 bisa dibawah 3,5 persen dengan catatan pemerintah tidak
melakukan penyesuaian harga untuk komoditas yang harganya diatur
pemerintah atau administered prices.
"Angka proyeksi BI sedikit dibawah 3,5 persen untuk 2018," kata
Asisten Gubernur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank
Indonesia, Dody Waluyo, dalam pelatihan wartawan, di Yogyakarta, Senin.
Dia menjelaskan ekspektasi tingkat inflasi yang rendah tersebut
bisa terjadi apabila pemerintah tidak melakukan kenaikan harga BBM,
tarif listrik maupun gas.
"Pemerintah telah menetapkan 2018 tidak ada kenaikan apa pun
terkait BBM, listrik dan gas, artinya 2018 relatif cukup terkendali dari
tekanan inflasi," katanya.
Selain itu, laju inflasi yang relatif terjaga dapat terwujud
apabila pemerintah dan BI terus berkoordinasi untuk menahan inflasi dari
bahan makanan (volatile food) pada 2018.
"Pemerintah dan BI terus berkoordinasi untuk menjaga inflasi pangan agar stabilitas kedepan berlanjut," kata dia.
Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi pada 2017
berada dalam kisaran empat persen plus minus satu persen dan 3,5 persen
plus minus satu persen pada 2018.
Sementara itu, pemerintah dalam APBN-P 2017 menetapkan asumsi
laju inflasi sebesar 4,3 persen, setelah inflasi pada enam bulan pertama
2017 terdampak oleh penyesuaian tarif listrik 900 VA nonsubsidi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi tahun
kalender Januari-Juli 2017 telah mencapai 2,6 persen dan inflasi dari
tahun ke tahun (yoy) sebesar 3,88 persen.
Inflasi bisa di bawah 3,5 persen 2018
Senin, 28 Agustus 2017 10:18 WIB