Detroit (ANTARA GORONTALO) - Para hacker mulai mengincar untuk meretas
mobil-mobil dengan teknologi terbaru, terutama yang menggunakan banyak
kontrol digital dan terhubung internet, termasuk mobil swakemudi.
Mobil
yang diretas melalui dunia maya, seperti komputer, bisa diambil alih
kendalinya oleh para peretas. Tidak hanya itu, data-data berharga
terkait lokasi tempat tinggal, kantor, rute perjalanan, hingga lokasi
yang sering dikunjungi pun bisa dicuri oleh para peretas mobil.
Hampir
semua perangkat digital yang terhubung di dalam mobil bisa menjadi
titik masuk jaringan komunikasi utama kendaraan sehingga membuka pintu
bagi peretas untuk mengendalikan mobil, misalnya dengan melumpuhkan
mesin atau rem.
Kendati baru beberapa yang sukses meretas
kendaraan, namun sebagian besar kejadian itu menunjukkan kelemahan mobil
berteknologi canggih itu. Mobil bisa dimatikan dari jarak jauh, bahkan
kendalinya diambil alih melalui dunia maya.
Pakar keamanan
mencemaskan ancaman yang berkembang dari peretas yang hendak mengakses
mobil dari jarak jauh kemudian meminta uang tebusan dari pemilik jika
ingin mobilnya kembali.
Penjahat di dunia maya juga bisa mencuri data pribadi dan keuangan yang didapatkan dari mobil.
Beberapa
ahli memperingatkan apabila ada jutaan kendaraan terhubung internet,
maka potensi peretasan massal bisa menjadi bencana, terutama bagi
mobil-mobil yang tidak memiliki kendali manual.
Untuk itu, pelaku
industri otomotif dan pembuat undang-undang harus bergegas menanggapi
ancaman ini. Ada usulan standar baru yang harus dipenuhi perusahaan
mobil untuk melawan serangan siber.
Produsen mobil harus memiliki
perangkat lunak yang kokoh supaya sulit diretas sekaligus mampu
mengindentifikasi para peretas yang mencoba masuk ke dalam sistem pada
kendaraan.
Meskipun ada ketidaksepakatan di kalangan pabrikan dan
keamanan mengenai besarnya ancaman, namun tindakan itu memang
dibutuhkan guna meminimalkan risiko.
Gangguan siber telah menjadi
peringatan bagi produsen otomotif dalam lima tahun terakhir, kata Phil
Jansen, Wakil President Fiat Chrysler untuk pengembangan produk di
Amerika Utara.
"Ini telah menyebabkan kami memikirkan kembali bagaimana membuat arsitektur" untuk peralatan elektronik kendaraan, katanya.
"Perangkat
lunak dengan cepat menggantikan perangkat keras," kata Colin Bird,
analis industri otomotif senior di IHS Markit Ltd. "Lebih dari 50persen
nilai mobil saat ini ditentukan oleh perangkat lunak, dan itu terus
meningkat."
Mobil-mobil dengan teknologi canggih sudah
menggunakan perangkat lunak untuk menggantukan fungsi yang sebelumnya
didominasi perangkat keras antara lain pengereman, pengalihan gigi dan
kontrol throttle.
Pakar keamanan siber mengatakan mobil-mobil saat ini seperti komputer pribadi, dengan segala risiko yang terus mengintai.
Pada
2014 terjadi serangan yang melibatkan Jeep Cherokee. Peretas
menunjukkan potensi kerentanan dengan menemukan kata sandi Wi-Fi dan
koneksi seluler untuk mengakses jaringan komputer internal mobil lalu
mengendalikan fungsi mulai dari kunci pintu, wiper, jendela hingga
kemudi. Hal itu memicu Fiat Chrysler Automobiles menarik 1,4 juta
kendaraan.
(Baca: Amerika Serikat keluarkan pedoman terbaru pengembangan mobil swakemudi)
Tidak mudah diperbaiki
"Tidak
ada perbaikan yang sederhana," kata Mark Nunnikhoven, wakil presiden
Trend Micro. "Jaringan internal semacam ini tidak pernah dimaksudkan
untuk dihubungkan seperti sekarang."
Perhatian pakar keselamatan
adalah data pelanggan. Produsen mobil menyiapkan kendaraan untuk
mengumpulkan dan mengirimkan banyak informasi terperinci seperti lokasi,
kecepatan dan kewaspadaan pengemudi.
Pejabat industri
mengatakan pembuat mobil bersiap untuk meluncurkan paket konektivitas
yang memungkinkan pemiliknya berinteraksi dengan penyedia layanan dan
melakukan pembelian dengan kartu kredit dari mobil saat berjalan.
Semua
informasi itu merupakan sasaran para peretas yang ingin mencuri atau
membajak kartu kredit, bahkan memeras pemilik mobil menggunakan
informasi pribadi yang didapatkan dari mobil.
"Mobil bagaikan
rumah kedua bagi orang Amerika. Saya tidak berpikir melebih-lebihkan
ketika saya mengatakan mungkin sebagian besar dari kita telah berdansa
di dalam mobil, menangis di mobil, dan berteriak dalam mobil kita," kata
Joe Jerome, seorang pengacara dari lembaga non profit yang berbasis di
Washington DC.
"Hanya masalah waktu sebelum serangan berskala
besar terjadi pada mobil," kata Miroslav Pajic, asisten profesor teknik
elektro Duke University.
Elon Musk, chief executive Tesla,
memprediksi dalam satu dekade ke depan hampir semua mobil baru akan
memiliki kemampuan swakemudi.
General Motors, pabrikan mobil
terbesar AS, membentuk grup keamanan siber khusus pada tiga tahun lalu
yang saat ini berjumlah 80 orang. Pada Juli, GM mempekerjakan dua pakar
keamanan dunia maya yang memimpin peretasan Jeep pada 2014.
"Kami
telah merancang ulang proses pengembangan kendaraan kami untuk
memasukkan pertimbangan keamanan maya sejak tahap awal desain
kendaraan," kata kepala keamanan siber GM,Jeff Massimilla.
Tahun
lalu, Fiat Chrysler membuat program "bug bounty" yang membayar peretas
untuk mencari kekurangan dalam sistem kendaraan mereka. Ford Motor Co
dan pembuat mobil global lainnya juga memiliki program aktif guna
melawan peretasan mobil, demikian Wall Street Journal.
Ini bahaya dari mobil yang diretas
Selasa, 19 September 2017 17:12 WIB