Kuta (ANTARA GORONTALO) - Lembaga Kantor Berita Nasional Antara mendorong
peningkatan literasi pendidikan kepada masyarakat mengantisipasi
tantangan regional ASEAN di tengah potensi ekonomi kawasan tersebut yang
semakin bertumbuh.
"Itu bagian dari Antara meningkatkan literasi pendidikan terhadap
isu yang mengancam kawasan," kata Direktur Utama Perum LKBN Antara
Meidyatama Suryodiningrat setelah menjadi salah satu pembicara dalam
Konferensi Kehumasan ASEAN (APRN) di Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung,
Bali, Jumat.
Menurut Meidyatama, tantangan yang dihadapi ASEAN di antaranya
persoalan hukum lintas negara meliputi penyelundupan senjata, narkoba,
dan perdagangan manusia.
Tantangan tersebut, kata dia, harus ditangani bersama oleh sepuluh
negara anggota ASEAN melalui kerja sama komprehensif melalui tataran
pemerintahan.
Sedangkan Antara, dapat mengambil peran strategis dalam edukasi dan
sosialisasi menyadarkan masyarakat terkait tantangan regional tersebut.
"Selain mendidik, juga menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa kita
adalah bagian dari sesuatu yang besar yakni ASEAN," ucapnya.
Indonesia, lanjut dia, tidak terlepas dari ASEAN mengingat 40
persen dari total 600 juta jumlah penduduk 10 negara di Asia Tenggara,
merupakan penduduk di Tanah Air dan 40 persen ekonomi di kawasan itu
juga berasal dari Indonesia.
Sehingga Indonesia berpotensi menjadi penggerak ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Pertumbuhan ekonomi ASEAN juga mencapai hampir lima persen sehingga
mendorong investor asing menanamkan modalnya di sejumlah negara di
kawasan itu.
Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pada
pembukaan konferensi kehumasan pertama itu Kamis (21/9) mengatakan
pemerintah menyasar literasi kepada masyarakat melalui Gerakan Siber
Kreasi yang dijadwalkan diluncurkan 28 Oktober 2017.
Gerakan tersebut dibuat untuk mengantisipasi tantangan di Indonesia
dan kawasan regional ASEAN termasuk menangkal berita bohong atau hoax
yang dapat mengganggu investasi.
Rudiantara optimistis media arus utama atau mainstream masih menjadi acuan masyarakat karena menyajikan informasi yang cepat dan akurat melalui filterisasi data.
"Literasi tetap harus jalan terutama di media mainstream, " katanya.
Antara dorong literasi antisipasi tantangan regional ASEAN
Jumat, 22 September 2017 14:13 WIB