Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta pada Kamis sore melemah 40 poin menjadi Rp12.053 per dolar AS
dari posisi terakhir sebelumnya, Rp12.013 per dolar AS.
"Penguatan dolar AS pada pasar global membebani kinerja nilai tukar
rupiah," kata analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir.
Ia mengemukakan nilai dolar AS menguat setelah inflasi Amerika
Serikat naik dan hal itu menegaskan bahwa ekspektasi berakhirnya program
pembelian obligasi Bank Sentral Amerika Serikat (the Federal Reserve)
menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 30 Oktober.
Indeks dolar AS, menurut dia, juga terbantu oleh data indeks harga
konsumen Amerika Serikat yang lebih bagus dari perkiraan pasar.
Selain
itu, lanjut dia, kekhawatiran baru soal banyaknya perbankan Eropa yang
tidak lulus "stress test" juga menjadi salah satu pendorong penguatan
nilai dolar AS.
Di sisi lain, ia menjelaskan, investor masih menunggu susunan
kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla.
"Diharapkan, pemerintahan Jokowi-JK dapat menjalankan kebijakan
reformasi struktural yang diekspektasikan dapat mendorong perekonomian
Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa meski nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS terkoreksi hari ini, mata uang domestik diproyeksikan berada di
kisaran Rp12.000 sampai Rp12.060 per dolar AS.
Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (23/10)
tercatat nilai rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.034 per dolar AS
dari posisi terakhir sebelumnya (Rp12.026 per dolar AS).
Rupiah melemah jadi Rp12.053 per dolar
Kamis, 23 Oktober 2014 19:13 WIB