Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 171 poin menjadi
Rp12.884 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.713 per dolar AS.
"Mata uang rupiah melemah tajam bersama mata uang lain di Asia.
Kombinasi antara aksi jual asing di pasar modal, harapan kenaikan suku
bunga the Fed serta besarnya kebutuhan dolar AS domestik menjadi
penyebab utama pelemahan rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga
Cipta di Jakarta, Selasa.
Ia memperkirakan bahwa mata uang rupiah masih akan berada dalam
tren pelemahan terhadap dolar AS hingga kuartal I 2015, tetapi akan
membaik setelahnya hingga akhir tahun 2015 walaupun dengan potensi akan
ada koreksi tajam lagi saat kenaikan suku bunga the Fed yang
diperkirakan terjadi di tahun depan.
"Hari ini rupiah masih akan berada di dalam tren pelemahan walaupun
tekanannya cenderung mulai akan berkurang dibandingkan hari
sebelumnya," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan
bahwa nilai tukar rupiah kembali tertekan cukup dalam di tengah
spekulasi aksi jual pada aset-aset di pasar negara-negara berkembang.
"Dampak aliran dana keluar mulai dirasakan mata uang Asia, yang
mana membuat rupiah ikut melemah. Aliran dana terlihat keluar dari bursa
saham dan obligasi di Indonesia menjelang akhir tahun," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, ekspektasi bahwa Federal Reserve
kemungkinan melihat tanda-tanda perbaikan ekonomi Amerika Serikat
sehingga akan mendorong untuk menaikan suku bunganya.
"Suku bunga yang lebih tinggi bisa mendorong arus investasi masuk ke AS, dan itu menguntungkan dolar AS," katanya.
Nilai tukar rupiah mendekati Rp13.000 per dolar AS
Selasa, 16 Desember 2014 14:40 WIB