Brasil, (ANTARA/Reuters) - Dalam satu penampilan, perenang Singapura Joseph Schooling mengalahkan perenang hebat Michael Phelps dan membawa pulang medali emas Olimpiade pertama kali untuk negaranya serta menjadi miliader dengan cepat.
Seperti diketahui Schooling memecahkan rekor nasional dan menyabet banyak gelar kompetisi regional, Schooling membawa harapan bagi Singapura, salah satu negara di Asia Tenggara dengan penduduk kurang dari 6 juta, yang hanya sempat memenangkan dua medali perak dan dua perunggu sejak turut serta Olimpiade pada tahun 1948.
"Ini adalah jalan yang sulit, saya telah melakukan apa yang belum bisa orang lakukan pada negara saya sebelumya. Saya menerima banyak dukungan dan sangat fenomenal," kata Schooling pada reporter.
"Ini juga jalan yang keras, saya tidak bohong, orang yang pertama kali menjebol tembok akan selalu berdarah," katanya.
Disaksikan oleh ibunya dan Presiden Tony Tan di tribun, atlet 21 tahun tersebut berhasil kalahkan Phelps, perenang dari Afrika Selatan Chad Le Clos dan dari Hungaria Laszlo Cseh di final 100 meter gaya kupu-kupu, Jumat waktu setempat, hal tersebut membuatnya meraih medali emas, sementara tiga lainnya berjuang secara luar biasa untuk meraih perak.
Singapura telah menghabiskan jutaan dolar Singapura untuk memenangkan lebih medali di Olimpiade, termasuk menawari atlet asing untuk mengikuti programnya dan ditawari kewarganegaraan, dan hadiah 743.494,42 dolar AS (1 juta dolar Singapura) untuk praih medali emas.
Schooling meninggalkan negaranya pada usia 14 tahun untuk berlatih di Amerika Serikat dan sekarang belajar di Universitas Texas di Austin, yang diselenggarakan program tersebut selama dua kali oleh kepala pelatih Olimpiade A.S Eddie Reese.
Dia terinspirasi untuk Olimpiade sejak usia enam tahun setelah percakapan makan malam dengan pamannya, Lloyd Valberg, mantan atlet lompat tinggi nasional yang juga atlet Olimpiade nasional pertama, menurut laporan media lokal.
"Momen ini bukan tentang saya, ini untuk pelatih saya, teman saya, keluarga saya yang percaya bahwa saat saya umur enam tahun suatu saat akan melakukannya," katanya.
Schooling memenangkan medali pertama Singapura tahun lalu di kejuaraan dunia 100 meter gaya kupu-kupu. Dia juga mematahkan dua rekor di Asia.
Pada Jumat dia mencatatkan rekor baru di Olimpiade yaitu 50.39 detik.
Seperti orang lainnya di Rio yang mengidolakan Phelps, dia tetap memajang fotonya saat remaja ketika bersama dengan atlet renang Amerika tersebut, ia bertemu dengan Phelps di Singapura sesudah Olimpiade Beijing 2008.
"Saya terkesan betapa cepatnya dia," kata Phelps kepada wartawan mengenai Schooling.
"Itu terserah padanya di mana dia ingin melakukannya. Sebesar ia ingin mewujudkan impiannya, sekeras ia berusaha, dan terserah dari apa yang ada di kepalanya."
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
Seperti diketahui Schooling memecahkan rekor nasional dan menyabet banyak gelar kompetisi regional, Schooling membawa harapan bagi Singapura, salah satu negara di Asia Tenggara dengan penduduk kurang dari 6 juta, yang hanya sempat memenangkan dua medali perak dan dua perunggu sejak turut serta Olimpiade pada tahun 1948.
"Ini adalah jalan yang sulit, saya telah melakukan apa yang belum bisa orang lakukan pada negara saya sebelumya. Saya menerima banyak dukungan dan sangat fenomenal," kata Schooling pada reporter.
"Ini juga jalan yang keras, saya tidak bohong, orang yang pertama kali menjebol tembok akan selalu berdarah," katanya.
Disaksikan oleh ibunya dan Presiden Tony Tan di tribun, atlet 21 tahun tersebut berhasil kalahkan Phelps, perenang dari Afrika Selatan Chad Le Clos dan dari Hungaria Laszlo Cseh di final 100 meter gaya kupu-kupu, Jumat waktu setempat, hal tersebut membuatnya meraih medali emas, sementara tiga lainnya berjuang secara luar biasa untuk meraih perak.
Singapura telah menghabiskan jutaan dolar Singapura untuk memenangkan lebih medali di Olimpiade, termasuk menawari atlet asing untuk mengikuti programnya dan ditawari kewarganegaraan, dan hadiah 743.494,42 dolar AS (1 juta dolar Singapura) untuk praih medali emas.
Schooling meninggalkan negaranya pada usia 14 tahun untuk berlatih di Amerika Serikat dan sekarang belajar di Universitas Texas di Austin, yang diselenggarakan program tersebut selama dua kali oleh kepala pelatih Olimpiade A.S Eddie Reese.
Dia terinspirasi untuk Olimpiade sejak usia enam tahun setelah percakapan makan malam dengan pamannya, Lloyd Valberg, mantan atlet lompat tinggi nasional yang juga atlet Olimpiade nasional pertama, menurut laporan media lokal.
"Momen ini bukan tentang saya, ini untuk pelatih saya, teman saya, keluarga saya yang percaya bahwa saat saya umur enam tahun suatu saat akan melakukannya," katanya.
Schooling memenangkan medali pertama Singapura tahun lalu di kejuaraan dunia 100 meter gaya kupu-kupu. Dia juga mematahkan dua rekor di Asia.
Pada Jumat dia mencatatkan rekor baru di Olimpiade yaitu 50.39 detik.
Seperti orang lainnya di Rio yang mengidolakan Phelps, dia tetap memajang fotonya saat remaja ketika bersama dengan atlet renang Amerika tersebut, ia bertemu dengan Phelps di Singapura sesudah Olimpiade Beijing 2008.
"Saya terkesan betapa cepatnya dia," kata Phelps kepada wartawan mengenai Schooling.
"Itu terserah padanya di mana dia ingin melakukannya. Sebesar ia ingin mewujudkan impiannya, sekeras ia berusaha, dan terserah dari apa yang ada di kepalanya."
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016