Lembaga Bulan Sabit Merah Sudan pada Selasa (4/11) melaporkan bahwa kampnya di kota al-Dabba, Negara Bagian Utara, telah menampung 7.500 pengungsi dari Kordofan Utara dan Darfur Utara akibat serangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Kepada Anadolu, Aida al-Sayed Abdullah, sekjen lembaga tersebut, mengatakan bahwa 150 relawan Bulan Sabit Merah yang telah dibagi menjadi beberapa tim telah mempersiapkan kamp penampungan keluarga-keluarga yang mengungsi dari kedua negara bagian.

Lembaga tersebut juga menyediakan makanan siap saji, serta dukungan psikologis, sosial, dan layanan lainnya.

Organisasi internasional melaporkan bahwa terdapat ribuan orang yang mengungsi dari El-Fasher kini terputus dari pasokan makanan dan medis, serta memperingatkan akan memburuknya bencana kemanusiaan di dalam dan sekitar kota tersebut.

Bulan Sabit Merah juga mengirimkan bantuan pangan ke beberapa lokasi di Kordofan Utara dan Darfur Utara, tambah Abdullah.

Ia mengatakan 53.781 keluarga di al-Lait Jar al-Nabi, Darfur Utara, menerima 1.750 metrik ton makanan, termasuk makanan siap saji dan suplemen gizi untuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, dengan dukungan dari Program Pangan Dunia (WFP).

Di wilayah Tawila, Darfur Utara, sekitar 5.482 keluarga yang mengungsi dari El-Fasher ditampung oleh relawan Bulan Sabit Merah, yang menyediakan makanan melalui dapur umum yang dikelola oleh para relawan, ujarnya.

Sebelumnya pada Selasa, pemerintah Sudan mengatakan akan mengajukan rencana untuk memfasilitasi akses kemanusiaan, mendukung upaya bantuan, dan memulihkan keamanan nasional, serta menugaskan sebuah komite untuk menyusun proposal tersebut.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan pada Minggu (2/11) bahwa lebih dari 38.000 orang telah mengungsi dari Kordofan Utara akibat bentrokan yang terus berlanjut antara tentara Sudan dan RSF.

Badan tersebut juga melaporkan bahwa sekitar 71.000 orang telah mengungsi dari El-Fasher dan desa-desa sekitarnya di Darfur Utara sejak pengambilalihan kota itu oleh RSF.

RSF merebut El-Fasher pada 26 Oktober dan melakukan pembantaian warga sipil, menurut organisasi lokal dan internasional.

Pengambilalihan itu memicu kekhawatiran bahwa tindakan RSF dapat memperkuat pemisahan geografis di negara yang dilanda perang tersebut.

Sejak 15 April 2023, tentara Sudan dan RSF telah terlibat dalam perang yang gagal diakhiri oleh mediasi regional dan internasional. Konflik tersebut telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi.

Sumber: Anadolu


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bulan Sabit Merah Sudan tampung 7.500 pengungsi akibat serangan RSF

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2025