Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan
stabilitas harga pangan, terutama menjelang akhir tahun, harus terus
dijaga sehingga laju inflasi tidak meningkat karena saat ini juga sudah
mulai memasuki musim hujan.
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani menanggapi inflasi November 2017 sebesar 0,2 persen yang baru saja diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta, Senin.
"Saya rasa berbagai program untuk menjaga stabilitas harga pangan itu, harus dijaga. Kita sekarang antisipasi tentu saja musim, di mana banyak sekali cuaca ekstrim yang sebabkan disruption dari sisi transportasi dan makanya logistik ini akan terpengaruh dan dari sisi supply side-nya juga," ujar wanita yang akrab dipanggil Ani itu.
Menkeu mengharapkan, kendati sedang menghadapi musim hujan, jumlah stok bahan pangan serta konektivitas untuk distribusi bahan pangan itu sendiri juga terjaga sehingga inflasi dapat dikelola dengan baik.
"Jadi kita akan lihat di musim hujan ini, diharapkan jumlah stoknya maupun konektivitas melalui logistik tetap terjaga sehingga inflasi tidak meningkat," katanya.
Untuk Desember 2017, Menkeu menyebut pemerintah sudah mengantisipasi adanya peningkatan inflasi yang sifatnya musiman akibat meningkatnya permintaan, terutama jelang Natal dan Tahun Baru.
"Kita melihat di Desember biasanya ada pressure (tekanan) dari sisi permintaan, jadi seasonal dan sudah diantisipasi," kata Ani.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan harga bahan makanan menjadi pemicu terjadinya inflasi pada November 2017 yang tercatat sebesar 0,2 persen. Inflasi November dipengaruhi oleh kenaikan harga cabai merah, bawang merah dan beras.
Harga ketiga komoditas tersebut mengalami kenaikan karena pengaruh musim yang tidak menentu sehingga mempengaruhi hasil produksi. Kenaikan harga cabai merah dalam periode ini memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen, diikuti harga beras yang memberikan andil inflasi 0,03 persen dan harga bawang merah dengan andil inflasi 0,02 persen.
Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-November 2017 tercatat mencapai 2,87 persen dan inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,3 persen. Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 68 kota tercatat mengalami inflasi dan hanya 14 kota menyumbang deflasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani menanggapi inflasi November 2017 sebesar 0,2 persen yang baru saja diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta, Senin.
"Saya rasa berbagai program untuk menjaga stabilitas harga pangan itu, harus dijaga. Kita sekarang antisipasi tentu saja musim, di mana banyak sekali cuaca ekstrim yang sebabkan disruption dari sisi transportasi dan makanya logistik ini akan terpengaruh dan dari sisi supply side-nya juga," ujar wanita yang akrab dipanggil Ani itu.
Menkeu mengharapkan, kendati sedang menghadapi musim hujan, jumlah stok bahan pangan serta konektivitas untuk distribusi bahan pangan itu sendiri juga terjaga sehingga inflasi dapat dikelola dengan baik.
"Jadi kita akan lihat di musim hujan ini, diharapkan jumlah stoknya maupun konektivitas melalui logistik tetap terjaga sehingga inflasi tidak meningkat," katanya.
Untuk Desember 2017, Menkeu menyebut pemerintah sudah mengantisipasi adanya peningkatan inflasi yang sifatnya musiman akibat meningkatnya permintaan, terutama jelang Natal dan Tahun Baru.
"Kita melihat di Desember biasanya ada pressure (tekanan) dari sisi permintaan, jadi seasonal dan sudah diantisipasi," kata Ani.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan harga bahan makanan menjadi pemicu terjadinya inflasi pada November 2017 yang tercatat sebesar 0,2 persen. Inflasi November dipengaruhi oleh kenaikan harga cabai merah, bawang merah dan beras.
Harga ketiga komoditas tersebut mengalami kenaikan karena pengaruh musim yang tidak menentu sehingga mempengaruhi hasil produksi. Kenaikan harga cabai merah dalam periode ini memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen, diikuti harga beras yang memberikan andil inflasi 0,03 persen dan harga bawang merah dengan andil inflasi 0,02 persen.
Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-November 2017 tercatat mencapai 2,87 persen dan inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,3 persen. Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 68 kota tercatat mengalami inflasi dan hanya 14 kota menyumbang deflasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017