Gorontalo, (Antara) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, mencatat jumlah penderita gizi buruk di daerah itu tinggal 0,04 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Roni Sampir, Senin, mengatakan saat ini angka gizi buruk di daerah itu 0,04 persen jauh di bawah maksimum rekomendasi dari Kementerian Kesehatan yaitu 3 persen.
"Beberapa program yang kita lakukan untuk mengatasi gizi buruk adalah pemberian makanan tambahan dan pos gizi untuk balita penderita gizi buruk," ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk balita penderita gizi buruk dilakukan perawatan di satu tempat dan melibatkan berbagai pihak selama satu minggu.
"Dalam perawatan itu, para orang tua atau ibu balita kami berikan pengetahuan bagaimana cara menyediakan makanan yang bergizi dan tidak mahal dari bahan-bahan lokal," ujarnya.
Lalu kata Roni pemberian imunisasi lengkap sangat penting dalam pencegahan Gizi buruk.
"Jika tidak imunisasi lengkap, anak akan mudah sakit dan jika mudah sakit maka makanan bergizi akan sia-sia," tegasnya.
Kemudian lingkungan sekitar harus terus dijaga kebersihan karena merupakan salah satu tempat asal penyakit. Oleh karena itu pihaknya bekerjasama dengan pihak terkait untuk penyehatan lingkungan.
"Dengan lingkungan yang bersih, maka bayi yang rentan sakit, tidak akan mudah terserang sakit," tambahnya.
Untuk penanganan gizi buruk juga, Puskesmas di Kabupaten Gorontalo melakukan kunjungan rumah dan memberikan berbagai pengobatan, pemberian vitamin, nutrisi dan makanan bergizi.
Dan untuk mencegah gizi buruk, harus dilakukan pemantauan berat badan bayi secara rutin setiap bulan sejak lahir.
Sejak lahir bayi harus diberikan air susu ibu (ASI) ekslusif tanpa ada makanan tambahan, kemudian saat berumur enam bulan diberikan makanan yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi yang mengandung zat karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Kepala Dinas Kesehatan Roni Sampir, Senin, mengatakan saat ini angka gizi buruk di daerah itu 0,04 persen jauh di bawah maksimum rekomendasi dari Kementerian Kesehatan yaitu 3 persen.
"Beberapa program yang kita lakukan untuk mengatasi gizi buruk adalah pemberian makanan tambahan dan pos gizi untuk balita penderita gizi buruk," ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk balita penderita gizi buruk dilakukan perawatan di satu tempat dan melibatkan berbagai pihak selama satu minggu.
"Dalam perawatan itu, para orang tua atau ibu balita kami berikan pengetahuan bagaimana cara menyediakan makanan yang bergizi dan tidak mahal dari bahan-bahan lokal," ujarnya.
Lalu kata Roni pemberian imunisasi lengkap sangat penting dalam pencegahan Gizi buruk.
"Jika tidak imunisasi lengkap, anak akan mudah sakit dan jika mudah sakit maka makanan bergizi akan sia-sia," tegasnya.
Kemudian lingkungan sekitar harus terus dijaga kebersihan karena merupakan salah satu tempat asal penyakit. Oleh karena itu pihaknya bekerjasama dengan pihak terkait untuk penyehatan lingkungan.
"Dengan lingkungan yang bersih, maka bayi yang rentan sakit, tidak akan mudah terserang sakit," tambahnya.
Untuk penanganan gizi buruk juga, Puskesmas di Kabupaten Gorontalo melakukan kunjungan rumah dan memberikan berbagai pengobatan, pemberian vitamin, nutrisi dan makanan bergizi.
Dan untuk mencegah gizi buruk, harus dilakukan pemantauan berat badan bayi secara rutin setiap bulan sejak lahir.
Sejak lahir bayi harus diberikan air susu ibu (ASI) ekslusif tanpa ada makanan tambahan, kemudian saat berumur enam bulan diberikan makanan yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi yang mengandung zat karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018