Gorontalo, (Antara News) - Salah seorang warga Kabupaten Bone Bolango (Bonebol), Provinsi Gorontalo, Kiki Ibrahim mengatakan, bisnis bunga
Adenium (Kamboja) memiliki prospek yang bagus untuk terus dikembangkan.
"Saya tertarik untuk membudidayakan bunga adenium ini sejak tahun 2009, dan mulai untuk memasarkannya sejak tahun 2010 hingga saat
ini," jelasnya.
Untuk harganya juga beragam bergantung pada seberapa besar bonggol dari bunga adenium, yaitu mulai dari tipe A dengan ukuran bonggol 3-7 cm dihargai Rp50.000, kemudian tipe B ukuran bonggol 8-12 cm seharga Rp100.000.
"Sementara itu pada tipe C dengan ukuran bonggol 13-15 cm dijual dengan harga Rp150.000 dan tipe D ukuran bonggol 16-20 cm dihargai
Rp200.000," ungkapnya.
Keuntungan yang didapatkan setiap bulannya yaitu sekitar Rp3 juta sampai Rp6 juta, dengan penjualan sebanyak 15-20 bunga setiap minggunya.
Sedangkan jenis adenium yang dibudidayakan di antaranya ada swallow, purpel jinda, golder years, snow gold, beauty rayisa, dan juga
white jealous.
"Saya membudidayakan bunga adenium ini dengan cara grafting untuk menghasilkan persilangan bunga adenium dengan warna cantik," katanya.
Dalam perawatan bunga adenium tersebut tidak sulit yaitu cukup dengan menyiramnya setiap dua hari sekali saja, karena jika terlalu
sering disiram akan menyebabkan bonggol dari bunga itu akan mudah untuk menjadi busuk.
"Seringnya bunga terkena air hujan juga akan menyebabkan munculnya fusarium atau sejenis jamur yang mengakibatkan daun dari adenium
cepat gugur, hal itu tentunya akan berpengaruh pada tampilan, jika tampilan daun semakin sedikit akan membuat bunga tersebut sulit
untuk terjual," ujarnya.
Bagi bunga adenium dengan teriknya matahari pada saat musim kemarau merupakan musim bunga adenium ini akan banyak yang mekar.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Adenium (Kamboja) memiliki prospek yang bagus untuk terus dikembangkan.
"Saya tertarik untuk membudidayakan bunga adenium ini sejak tahun 2009, dan mulai untuk memasarkannya sejak tahun 2010 hingga saat
ini," jelasnya.
Untuk harganya juga beragam bergantung pada seberapa besar bonggol dari bunga adenium, yaitu mulai dari tipe A dengan ukuran bonggol 3-7 cm dihargai Rp50.000, kemudian tipe B ukuran bonggol 8-12 cm seharga Rp100.000.
"Sementara itu pada tipe C dengan ukuran bonggol 13-15 cm dijual dengan harga Rp150.000 dan tipe D ukuran bonggol 16-20 cm dihargai
Rp200.000," ungkapnya.
Keuntungan yang didapatkan setiap bulannya yaitu sekitar Rp3 juta sampai Rp6 juta, dengan penjualan sebanyak 15-20 bunga setiap minggunya.
Sedangkan jenis adenium yang dibudidayakan di antaranya ada swallow, purpel jinda, golder years, snow gold, beauty rayisa, dan juga
white jealous.
"Saya membudidayakan bunga adenium ini dengan cara grafting untuk menghasilkan persilangan bunga adenium dengan warna cantik," katanya.
Dalam perawatan bunga adenium tersebut tidak sulit yaitu cukup dengan menyiramnya setiap dua hari sekali saja, karena jika terlalu
sering disiram akan menyebabkan bonggol dari bunga itu akan mudah untuk menjadi busuk.
"Seringnya bunga terkena air hujan juga akan menyebabkan munculnya fusarium atau sejenis jamur yang mengakibatkan daun dari adenium
cepat gugur, hal itu tentunya akan berpengaruh pada tampilan, jika tampilan daun semakin sedikit akan membuat bunga tersebut sulit
untuk terjual," ujarnya.
Bagi bunga adenium dengan teriknya matahari pada saat musim kemarau merupakan musim bunga adenium ini akan banyak yang mekar.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018