Batam, Kepulauan
Riau (ANTARA GORONTALO) - Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Kepulauan Riau,
Riki Syolihin, meminta pemerintah kota setempat mengantisipasi eksodus
pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari pascapenutupan lokalisasi
Dolly, Surabaya, ke Batam.
"Berdasarkan informasi Dinas Sosial Surabaya yang diperoleh dari para mucikari, Batam akan menjadi kota tujuan eks penghuni Dolly. Selain Batam, tujuan lain Bali dan Jakarta," kata Syolihin, di Batam, Rabu.
"Pemerintah Kota Batam harus mengantisipasi seperti di Bali. Di Bali sudah dilakukan razia agar mantan penghuni Dolly tidak masuk ke provinsi tersebut," kata dia.
Batam juga merupakan salah satu kota yang memiliki sejumlah lokalisai, baik terang-terangan ataupun berkedok tempat usaha lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014
"Berdasarkan informasi Dinas Sosial Surabaya yang diperoleh dari para mucikari, Batam akan menjadi kota tujuan eks penghuni Dolly. Selain Batam, tujuan lain Bali dan Jakarta," kata Syolihin, di Batam, Rabu.
"Pemerintah Kota Batam harus mengantisipasi seperti di Bali. Di Bali sudah dilakukan razia agar mantan penghuni Dolly tidak masuk ke provinsi tersebut," kata dia.
Batam juga merupakan salah satu kota yang memiliki sejumlah lokalisai, baik terang-terangan ataupun berkedok tempat usaha lain.
Selain alasan kemaksiatan, dia juga menyoroti penyebaran penyakit kelamin dan viral mematikan, di antaranya HIV/AIDS.
Komisi
Perlindungan AIDS Kota Batam, mencatat, selama 2013 terdapat 54 warga
Batam meninggal karena penyakit menular itu. Pengidapnya pada 2013 198
orang, 106 perempuan dan 92 laku-laki.
Penderita baru HIV di Batam sebanyak 577 orang, 287 perempuan dan 290 laki-laki.
Penderita baru HIV di Batam sebanyak 577 orang, 287 perempuan dan 290 laki-laki.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014