Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Gorontalo memberikan bantuan bagi keluarga Jamaah Tabligh yang menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan sedang dikarantina di Mes Haji.
Sebelumnya 167 Jamaah Tabligh yang mengikuti ijtima ulama se-Asia di Gowa, Sulawesi Selatan harus dikarantina menyusul ditemukannya seorang jamaah yang positif COVID-19.
Setiap keluarga ODP akan diberikan bantuan sebesar Rp250 ribu untuk 14 hari masa isolasi.
“Kami sudah sepakat dengan bupati/wali kota, bagi ODP yang sekarang di karantina di asrama haji kan kasihan mereka punya keluarga, rata-rata mereka meninggalkan keluarga di kampung. Jadi kami sudah sepakat masing-masing memberikan Rp250 ribu setiap KK yang ditinggalkan," kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat menjadi narasumber pada dialog interaktif dengan tema “Penanganan COVID-19 di Provinsi Gorontalo” di RRI Gorontalo, Minggu.
Rusli mengimbau masyarakat agar tidak mengucilkan dan mencaci maki para korban COVID-19 seperti yang beredar di media sosial.
“Saya minta jangan mengucilkan. Memaki-maki dia, jangan. Bukan tidak mungkin besok-besok di lingkungan kita, keluarga kita bisa kena juga,” ucapnya.
Ia mengaku sedih dengan banyaknya tudingan yang tidak patut di media sosial terhadap pasien COVID-19 tersebut. "Saya lihat di medsos, mem-bully bahkan mengata-ngatai dengan kalimat kasar, terhadap pasien 01. Saya sebagai gubernur meminta jangan melakukan itu. Mereka butuh dukungan kita semua," tambahnya.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Gorontalo itu mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan kedisiplinan dan mendengar segala aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait.
“Mau disiplin agar semua ini cepat berhenti atau tidak disiplin dan corona ini terus berlanjut. Yang akan tertular makin banyak. Sekali lagi saya katakan tergantung kita sendiri," ujarnya.
Gubernur menambahkan uang miliaran hingga triliunan rupiah yang disiapkan tidak akan ada artinya, kalau masyarakat tidak patuh.