Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pendidikan
dan pemahaman akan bencana merupakan hal utama yang harus diberikan
kepada masyarakat di daerah rawan, sehingga kerugian dan korban tidak
akan terlalu banyak.
"Mengurangi dampak bencana alam merupakan hal yang harus kita atasi.
Namun bencana itu dapat kita kurangi baik bencana maupun akibatnya,
apabila kita mempunyai kesiapan dan pengetahuan yang baik," kata Wapres
saat membuka Rakornas Ketujuh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jakarta,
Selasa.
Masyarakat harus mengetahui potensi bencana yang akan terjadi di
daerahnya, serta bagaimana harus bertindak jika bencana tersebut muncul.
Wapres Kalla mencontohkan gempa bumi yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2006.
Dia
mengatakan gempa bumi sejatinya tidak menyebabkan orang meninggal,
melainkan runtuhan bangunan yang dapat merenggut korban dan nyawa
manusia.
"Jadi permasalahannya adalah bagaimana supaya bangunan itu tidak
roboh saat ada gempa, bagaimana kita mendidik masyarakat bersama-sama
dengan pemerintah daerah, agar rumah-rumah yang dibangun di daerah rawan
gempa itu kokoh," jelasnya.
Selain itu, tanah longsor di Banjarnegara akhir tahun lalu juga
sebenarnya sudah dipotensikan sebagai daerah yang rawan bencana.
"Tentu itu tidak bisa kita serahkan begitu saja kepada nasib.
(Longsor) Itu karena di atas bukit itu hutannya sudah berkurang, menjadi
ladang sayuran, atau pun justru malah (masyarakat) tinggal di bawah
tebing-tebing berbahaya itu. Maka marilah kita semua punya pemahaman
akan bencana sebelum hal-hal itu terjadi," tambahnya.
Rakornas BNPB dan BPBD yang ketujuh digelar di Jakarta, selama tiga
hari guna meningkatkan kinerja langkah awal penanggulangan bencana 2015
dan mempersiapkan penanggulangan bencana di 2016.
"Belajar dari pengalaman tujuh tahun lalu, BNPB dalam penanggulangan
bencana sudah banyak prestasi meskipun banyak juga kritik agar lebih
baik. Diharapkan melalui Rakornas ini ada peningkatan kinerja
penanggulangan bencana yang terkoordinasi mengingat bencana bisa terjadi
kapan saja dan dimana saja," kata Kepala BNPB Syamsul Maarif.
Pembukaan Rakornas, yang diikuti sedikitnya 2.000 anggota BNPB dan
BPBD di seluruh daerah itu, dihadiri pula oleh Menteri Dalam Negeri
Tjahjo Kumolo, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Puan Maharani serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Wapres: pendidikan masyarakat penting dalam mitigasi bencana
Selasa, 10 Maret 2015 14:01 WIB