Menteri Kesehatan ungkap dua strategi untuk perang melawan COVID-19
Kamis, 11 Februari 2021 16:39 WIB
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan dua strategi untuk memenangkan perang melawan pandemi virus corona (COVID-19).
"Yang satu strategi surveillance atau bahasa militernya intai, gimana kita bisa tahu musuhnya ada dimana dan mereka bergerak dimana saja. Dulu dilacaknya pakai teknik interograsi sekarang pakai teknik testing dan tracing," kata Budi di Lapangan Promoter Polda Metro Jaya, Kamis..
Menurut perhitungan Kementerian Kesehatan, pelaksanaan penelusuran (tracing) membutuhkan 30 tracer per-100 ribu penduduk dan harus tersebar di seluruh lokasi desa sehingga dibutuhkan minimal 80.00 tracer di seluruh desa.
"Untuk penduduk Indonesia kira-kira dibutuhkan 80.0000 tracer di seluruh desa, kita tidak punya aparat seperti itu, yang punya hanya Polri dan TNI," katanya.
Setelah melakukan pelacakan kepada virus, strategi kedua untuk bisa menang perang melawan pandemi COVID-19 adalah dengan membunuh virus COVID-19 dengan vaksin.
"Bunuhnya dengan apa? Bunuhnya dengan vaksin. Nah sekarang vaksin ini harus diberikan ke 181 juta rakyat Indonesia," katanya.
Kalau masing-masing disuntik dua kali, artinya mesti suntik 362 juta suntikan. "Kalau Bapak Presiden minta satu tahun, artinya satu hari mesti suntik satu juta, tidak mungkin kami kuat sendiri. Sekali lagi ini adalah perang, kita harus membunuh musuh, kita menggaet bapak-bapak dari Polri dan TNI," kata Budi.
Pada kesempatan yang sama, Kepolisian Republik Indonesia telah menyiapkan tenaga kesehatan dari unsur Polri akan yang ditugaskan sebagai vaksinator dan tracer COVID-19.
"Saat ini Polri telah menyiagakan 13.500 personel tenaga kesehatan. 900 orang telah dilatih untuk vaksinator oleh Bapelkes dan BPK Kemenkes. 12.600 personel lainnya dalam waktu dekat akan diberikan pelatihan serupa," ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Lapangan Promoter Polda Metro Jaya, Kamis.
Listyo juga mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan 40 ribu personel yang akan diterjunkan sebagai tracer penyebaran virus COVID-19 di seluruh daerah.
"Polri juga siapkan 40.336 personel Bhabinkatibmas di seluruh daerah untuk bertindak sebagai tracer sebagai langkah deteksi dini dalam mengantisipasi penyebaran virus corona," ujar Listyo.
"Yang satu strategi surveillance atau bahasa militernya intai, gimana kita bisa tahu musuhnya ada dimana dan mereka bergerak dimana saja. Dulu dilacaknya pakai teknik interograsi sekarang pakai teknik testing dan tracing," kata Budi di Lapangan Promoter Polda Metro Jaya, Kamis..
Menurut perhitungan Kementerian Kesehatan, pelaksanaan penelusuran (tracing) membutuhkan 30 tracer per-100 ribu penduduk dan harus tersebar di seluruh lokasi desa sehingga dibutuhkan minimal 80.00 tracer di seluruh desa.
"Untuk penduduk Indonesia kira-kira dibutuhkan 80.0000 tracer di seluruh desa, kita tidak punya aparat seperti itu, yang punya hanya Polri dan TNI," katanya.
Setelah melakukan pelacakan kepada virus, strategi kedua untuk bisa menang perang melawan pandemi COVID-19 adalah dengan membunuh virus COVID-19 dengan vaksin.
"Bunuhnya dengan apa? Bunuhnya dengan vaksin. Nah sekarang vaksin ini harus diberikan ke 181 juta rakyat Indonesia," katanya.
Kalau masing-masing disuntik dua kali, artinya mesti suntik 362 juta suntikan. "Kalau Bapak Presiden minta satu tahun, artinya satu hari mesti suntik satu juta, tidak mungkin kami kuat sendiri. Sekali lagi ini adalah perang, kita harus membunuh musuh, kita menggaet bapak-bapak dari Polri dan TNI," kata Budi.
Pada kesempatan yang sama, Kepolisian Republik Indonesia telah menyiapkan tenaga kesehatan dari unsur Polri akan yang ditugaskan sebagai vaksinator dan tracer COVID-19.
"Saat ini Polri telah menyiagakan 13.500 personel tenaga kesehatan. 900 orang telah dilatih untuk vaksinator oleh Bapelkes dan BPK Kemenkes. 12.600 personel lainnya dalam waktu dekat akan diberikan pelatihan serupa," ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Lapangan Promoter Polda Metro Jaya, Kamis.
Listyo juga mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan 40 ribu personel yang akan diterjunkan sebagai tracer penyebaran virus COVID-19 di seluruh daerah.
"Polri juga siapkan 40.336 personel Bhabinkatibmas di seluruh daerah untuk bertindak sebagai tracer sebagai langkah deteksi dini dalam mengantisipasi penyebaran virus corona," ujar Listyo.