Sanaa (ANTARA GORONTALO) - Saksi mengatakan pesawat-pesawat tempur koalisi
pimpinan Arab Saudi membombardir pemberontak Yaman pada Minggu pagi
meski dalam keadaan gencatan senjata.
Serangan udara menghantam kubu Syiah Houthi di Saada, Yaman Utara
serta posisi pemberontak lainnya di selatan ibu kota Sanaa dan di
Provinsi Lahj di Yaman Selatan, kata warga.
Tidak ada laporan mengenai adanya korban dalam serangan tersebut.
Gencatan senjata untuk kemanusiaan usulan PBB itu mulai berlaku
pada Jumat dan seharusnya berlaku sampai 17 Juli, hari terakhir pada
bulan suci Ramadhan.
Namun, gencatan senjata yang sangat dibutuhkan untuk menyalurkan
persediaan makanan terhadap warga yang terancam kelaparan telah
dilanggar oleh serangan koalisi pimpinan Arab Saudi.
Gencatan senjata diumumkan setelah Sekjen PBB Ban Ki-moon menerima
jaminan dari Presiden Yaman yang diasingkan, yaitu Abedrabbo Mansour
Hadi dan kelompok Houthi jika mereka akan menghormati perjanjian itu.
Koalisi mengatakan belum menerima permintaan resmi dari pemerintah
Hadi untuk melakukan gencatan senjata, sementara itu pemberontak
mengatakan sebelum gencatan senjata mulai berlaku jika mereka memiliki
sedikit harapan bahwa hal itu akan berhasil.
Lebih dari seminggu yang lalu, PBB menyatakan bahwa Yaman mengalami
skala tertinggi dalam darurat kemanusiaan, yaitu pada tingkat ketiga
dengan hampir separuh negara terancam krisis pangan.
Lebih dari 21,1 juta warga atau lebih dari 80 persen penduduk Yaman
membutuhkan bantuan dengan 13 juta mengalami kekurangan pangan,
sementara itu akses air telah menjadi sulit untuk 9,4 juta warga.
Sejak akhir Maret lalu, PBB mengatakan konflik telah menewaskan
lebih dari 3.200 orang, sekitar setengah dari mereka adalah warga sipil.
Koalisi pimpinan Arab Saudi serang Yaman sekalipun gencatan senjata
Minggu, 12 Juli 2015 22:05 WIB