Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI)
meminta kepada pemerintah untuk mengedepankan pendekatan sosio-kultural
dalam mengusut kasus pembakaran rumah ibadah dan sejumlah kios penduduk
di Karubaga, Tolikara, Papua, Jumat kemarin.
"Dalam proses ini
hendaknya pemerintah mengedapankan pendekatan sosio-kultural daripada
hanya mengandalkan pendekatan keamanan," kata Pdt. Henriette Tabita
Hutabarat-Lebang selaku Ketua Umum PGI di Jakarta, Sabtu.
Pendekatan
sosio-kultural itu bisa dilakukan dengan cara mengupayakan dialog
dengan masyarakat setempat sehingga perdamaian di Papua bisa terwujud.
Selain
itu, lewat pendekatan sosio-kultural maka adanya sikap suatu kelompok
lokal yang ingin menguasai atau melarang kegiatan beribadah orang lain
bisa diselesaikan.
"Untuk memelihara keutuhan NKRI, tidak ada
satu kelompok berdasarkan latar belakang apapun dapat mengkapling satu
daerah tertentu sebagai daerahnya. Setiap warga punya hak untuk hidup
dan bebas menjalankan ibadahnya," imbuh Henriette.
PGI juga meminta pemerintah melalui kepolisian dan TNI untuk bertindak cepat guna memulihkan rasa aman di Tolikara.
"PGI
menyesalkan bahwa pemerintah termasuk aparat keamanan kurang tanggap
mengantisipasi terjadinya peristiwa ini," kata Henriette.
PGI sarankan pengusutan kasus Tolikara lewat pendekatan sosio-kultural
Sabtu, 18 Juli 2015 15:05 WIB