Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah mencatat realisasi pendapatan negara
sampai 31 Juli lalu mencapai Rp771,4 triliun atau 43,8 persen dari
target dalam APBN tahun 2015 yang sebesar Rp1.761,6 triliun.
"Pertumbuhan
ekonomi semester I tahun 2015 menghadapi tantangan yang berarti," kata
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro pada jumpa pers di Jakarta, Rabu
malam.
Dari jumlah realisasi pendapatan negara tersebut, realisasi
penerimaan perpajakan mencapai Rp621,0 triliun, atau 41,7 persen dari
target yang ditetapkan sebesar Rp1.489,3 triliun.
Pencapaian
penerimaan perpajakan tersebut disumbang oleh penerimaan pajak
penghasilan minyak dan gas serta pajak non-migas, pajak pertambahan
nilai, serta penerimaan bea dan cukai.
Di sisi lain kinerja penerimaan negara bukan pajak menunjukkan
capaian yang baik dengan realisasi Rp150,2 triliun atau 55,8 persen dari
target APBN 2015 sebesar Rp269,1 triliun. Hal tersebut lebih tinggi
dari tahun 2014 yang mencapai 53,3 persen.
Realisasi ini juga berasal dari pendapatan laba bagian BUMN serta PNBP lainnya.
Sedangkan belanja negara mencapai Rp913,5 triliun atau 46 persen
dari pagu belanja negara dalam APBN 2015 sebesar Rp1.984,1 triliun.
Realisasi belanja negara tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat
dan transfer ke daerah serta dana desa.
Untuk realisasi pemerintah pusat mencapai Rp524,1 triliun atau 39,7
persen dari pagu pemerintah pusat yang sebesar Rp1.319,5 triliun.
Realisasi belanja pemerintah pusat dipengaruhi oleh penyerapan belanja
kementerian negara/lembaga (K/L) yang sampai dengan 31 Juli 2015 telah
mencapai Rp261 triliun lebih tinggi dibanding 2014 (Rp230 triliun).
"Penyerapan belanja modal diperkirakan akan meningkat ke depan,"
kata Bambang. Hal ini disebabkan telah selesainya proses pelelangan pada
K/L yang memiliki belanja modal besar.
Kemudian, hal tersebut juga didukung dengan telah selesainya dokumen
DIPA APBN 2015, serta proses restrukturisasi organisasi/nomenklatur di
beberapa K/L.
Sedangkan realisasi anggaran transfer ke daerah dan dana desa sampai
31 Juli 2015 mencapai Rp389,3 triliun. Realisasi ke daerah lebih baik
dari sebelumnya karena adanya kebijakan penetapan alokasi transfer
daerah dari yang semula ditetapkan dengan beberapa PMK diubah menjadi
ditetapkan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN/APBNP 2015.
Dengan realisasi pendapatan negara Rp771,4 triliun dan belanja
negara Rp913, 5 triliun, maka realisasi defisit anggaran dalam
pelaksanaan APBNP 2015 mencapai Rp142 triliun (1,22 persen dari PDB).
Selanjutnya, realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp207, 5 triliun. Hal ini terkait dengan kebijakan front loading dalam
pembiayaan anggaran. Realisasi pembiayaan anggaran tersebut berasal
dari pembiayaan dalam negeri (neto) sebesar Rp234,4 triliun, dan
pembiayaan luar negeri (neto) sebesar negatif Rp26.9 triliun.
Sementara itu, realisasi pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN)
sebesar Rp7,1 triliun. Sisa PMN yang belum dicairkan diperkirakan dapat
dicairkan seluruhnya pada periode Agustus-Desember 2015, menunggu
penerbitan PP untuk masing-masing PMN kepada BUMN/lembaga yang saat ini
masih proses penyelesaian.
Realisasi pendapatan negara capai Rp771,4 triliun
Rabu, 5 Agustus 2015 21:17 WIB