Jakarta (ANTARA GORONTALO) - PT Inalum (Persero) mengatakan siap
mengambilalih 10,64 persen saham divestasi PT Freeport Indonesia sejalan
dengan kemampuan perusahaan mendapatkan pinjaman (rasio leverage) hingga sekitar 1 miliar dolar AS.
"Pemegang saham (Kementerian BUMN) sudah menugasi. Jadi kami siap.
Sekarang sedang melakukan kajian mendalam untuk merealisasikan pembelian
saham divestasi Freeport," kata Direktur Keuangan PT Inalum, Oggy A
Kosasih, di sela Diskusi dan Sosialisasi Peraturan Perpajakan Terkait
Revaluasi Aktiva Tetap dan Tahun Pembinaan Wajib Pajak 2015, di Gedung
Bank BRI, Jakarta, Rabu.
Menurut Kosasih, kemampuan keuangan perusahaan didukung posisi yang saat ini masuk kategori zero debt (tanpa utang), sehingga memiliki kekuatan mengundang lembaga keuangan dan perbankan untuk membiayai pembelian itu.
Selain itu PT Inalum saat ini juga memiliki dana dalam bentuk tunai (cash in hand) sekitar 400 juta dolar AS, sedangkan total aset 1,1 miliar dolar AS.
Meski begitu, dia tidak merinci lebih lanjut komposisi antara pendaaan internal dengan pinjaman bank.
Ia hanya menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menunjuk penasehat
keuangan yang akan melakukan penghitungan dari nilai saham Freeport.
Sementara itu, Menteri BUMN, Rini Soemarno, mengatakan, sudah
menunjuk PT Bahana Securities (Persero) untuk mengkaji rencana
pengambilalihan 10,64 persen saham divestasi PT Freeport Indonesia.
Menurut dia, kajian itu untuk mungkinan membuka peluang mendapatkan
pembiayaan dari lembaga keuangan internasional atas penjaminan 9,36
persen saham yang sudah terlebih dahulu dimiliki pemerintah di Freeport.
Secara korporasi BUMN siap meningkatkan saham di Freeport Indonesia karena didukung kemampuan keuangan dan perbankan BUMN.
Perlu diketahui, Peraturan Pemerintah Nomor 77/2014 tentang
Perubahan Ketiga atas PP Nomor 23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, mengamanatkan paling lambat 14
Oktober 2015 PT Freeport Indonesia sudah harus mendivestasikan lagi
sahamnya sebesar 10,64 persen.
Selanjutnya 10 persen lagi didivestasikan pada Oktober 2019,
sementara saat ini pemerintah baru memiliki 9,36 persen saham Freeport.
"Kami melihat Inalum perlu masuk, karena sejauh ini perusahaan itu
belum memiliki tambang, sehingga diharapkan efektif menjadi pemegang
saham di Freeport," ujar Soemarno.
Untuk lebih mempermudah dari sisi pembiayaan, PT Inalum dan PT
Antam bersinergi dengan dukungan penuh dari bank-bank BUMN, di antaranya
Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI.
"Inalum memiliki keuangan yang sangat kuat, ditambah nilai Freeport
yang sangat strategis, maka perbankan pasti mau membiayainya. Tidak
hanya perbankan dalam negeri, lembaga pembiayaan internasional pasti
tertarik untuk membiayai pembelian itu," kata dia.
PT Inalum siap ambilalih saham divestasi PT Freeport Indonesia
Rabu, 21 Oktober 2015 14:53 WIB