Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Aksi teror di Paris, Prancis, harus menjadi
bahan introspeksi dan pembelajaran bagi Indonesia, terutama dalam
mencegah dan menanggulangi aksi terorisme, kata Guru Besar Sosiologi
Agama UIN Syarief Hidayatullah Prof Bambang Pranowo di Jakarta, Rabu.
Apalagi, kata Bambang, paham yang dianut para pelaku teror
tersebut--yaitu bom bunuh diri dan keyakinan mati syahid dalam
menjalankan aksinya--, itu masih ada atau dianut oleh sebagian kecil
kalangan warga bangsa di negara ini.
"Ini fakta bahwa di Indonesia masih hidup paham-paham sesat seperti
itu. Artinya orang yang dalam puncak kemarahan dengan diperkuat
keyakinan mati syahid bisa melakukan hal-hal seperti itu. Ini harus
menjadi kewaspadaan kita semua," kata dia.
Menurut Bambang, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) dan lembaga-lembaga terkait lainnya, juga dengan unsur
masyarakat, harus proaktif memberantas keberadaan paham tersebut agar
tidak semakin meluas pengikutnya.
"Salah satu caranya adalah memperbesar keberadaan pihak-pihak yang
moderat seperti NU dan Muhammadiyah melalui forum-forum baik resmi
maupun tak resmi," kata dia.
Menurut dia, peran kelompok Islam moderat sangat penting untuk
mengimbangi sepak terjang kelompok radikal yang selalu
mengagung-agungkan jihad versi mereka dan selalu mengafirkan orang yang
tidak sepaham dengan mereka.
Selain itu, kata Bambang, program deradikalisasi yang telah
digalakkan BNPT baik di dalam maupun di luar Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas) harus diintensifkan.
Juru Bicara BNPT Irfan Idris mengungkapkan pemerintah melalui BNPT
wajib meningkatkan kewaspadaan terkait dengan teror bom Paris. Dia tidak
memungkiri adanya simpatisan ISIS di Indonesia.
"Prancis menjadi sasaran karena di negara ini banyak umat Islam yang
radikal. Indonesia juga, misalnya di Poso dan di daerah barat
Indonesia," kata dia.
Aksi teror di kota Paris, Jumat (13/11) menewaskan 128 orang dan
melukai ratusan orang lainnya. ISIS mengaku bertanggung jawab atas
serangkaian pengeboman dan penembakan itu.
TEROR PARIS - Akademisi: harus menjadi introspeksi Indonesia
Kamis, 19 November 2015 0:03 WIB