Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Tim Khusus Penegakkan Hukum Kementerian Agama
menemukan penyelenggara umrah tidak berizin resmi Cheria Travel yang
menelantarkan 23 orang jamaah umrah ke Arab Saudi.
"Saat kami telepon pihak travel yang nomornya tercantum di kartu
identitas tidak ada yang angkat dan semua tidak aktif. Jamaah sudah
curiga dan masing-masing menghubungi keluarganya di Jakarta," kata
Risdianto salah satu jemaah lewat keterangan pers Kemenag yang diterima
di Jakarta, Senin.
Risdi mengatakan dia bersama jamaah tidur seadanya selama enam jam.
Setelah terlantar beberapa jam jamaah akhirnya diurus kendati kondisi
badan jamaah sudah drop dan lemas. "Ada anak kecil juga umur enam
tahun," ungkapnya.
Jamaah umrah Cheria Travel tersebut, lanjut dia, juga sempat
kelaparan selama enam jam lebih tanpa diurus di Bandara King Abdul Azis,
Jeddah. Jamaah juga tidak mendapatkan kepastian pemondokan saat di
Tanah Suci.
Setelahnya bantuan datang dari Kantor Teknis Urusan Haji di Jeddah
yang menghubungi pihak provider visa yang bertanggung jawab atas
kejadian ini sehingga jamaah mendapat kepastian pemondokan.
Saat berada di Madinah, jamaah tidak dapat langsung memasuki hotel
yang dijanjikan pihak travel sehingga jamaah umrah kembali terlantar dan
kelaparan. Selain itu, masih terjadi permasalah penginapan meski sudah
ada kepastian lokasi pemondokan.
"Hotel harusnya setaraf bintang lima sesuai perjanjian di Makkah dan
Madinah. Harga yang kami bayar untuk umrah sebesar 2.200 dolar AS,"
ucap Risdianto.
Atas kejadian penelantaran 23 anggota jamaah Cheria Travel ini, tim
dari Kemenag akan menindaklanjutinya di Jakarta dan akan memanggil
penyelenggara umrah berizin yang membantu pengurusan keluarnya visa.
"Jika ada mengarah pada perbuatan melawan hukum akan kami serahkan
pada Bareskrim Polri. Dan untuk penyelenggara umrah berizin jika
terbukti bersalah akan kami cabut izinnya," kata Ketua Timsusgakum Umrah
Kementerian Agama Anang Kusmawadi.
Kemenag temukan penelantaran jamaah umrah di Arab Saudi
Senin, 28 Desember 2015 18:39 WIB