Seoul (ANTARA GORONTALO) - Korea Selatan memperingatakan Korea Utara, Jumat,
atas tindakan ilegalnya membekukan aset perusahaan-perusahaan Korea
Selatan dan mengusir pegawai dari kawasan industri bersama Kaesong.
Menteri Penyatuan Seoul Hong Yong-Pyo mengatakan keputusan Pyongyang
untuk mengusir perusahaan-perusahaan Korea Selatan "sangat disesalkan"
dan menambahkan Korea Utara harus bertanggung jawab penuh atas dampak
apa pun.
Korea Utara, Kamis, mengatakan sepenuhnya menutup Kaesong dan menempatkan kawasan itu di bawah kendali militer.
Semua warga Korea Selatan yang bekerja di kawasan itu, yang terletak 10
kilometer (6 mil) di dalam wilayah Korea Utara, diusir dan diberitahukan
mereka hanya bisa membawa barang pribadi.
Korea Utara juga memerintahkan "pembekuan seutuhnya" semua aset yang
tertinggal, termasuk bahan-bahan baku, produk, dan perlengkapan.
Pyongyang mengatakan gerakan itu sebagai tanggapan atas keputusan Seoul
sehari sebelumnya untuk menghentikan kegiatan di 124 perusahaan Korea
Selatan di Kaesong, karena menentang uji nuklir dan roket jarak jauh
Korea Utara baru-baru ini.
"Korea Utara mengusir warga kami dalam waktu sangat singkat, melarang
mereka membawa barang jadi dan membekukan secara ilegal semua aset
berharga," kata Hong.
Dia juga mengecam "langkah yang keterlaluan dan tidak adil" yang
dilakukan Pyongyang dengan memutus dua pusat pengaduan komunikasi
tersisa dengan Korea Selatan.
"Korea Utara harus bertanggung jawab untuk apa pun yang terjadi sekarang," ujarnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sebelumnya, menurut laporan Reuters, Korea Utara mengatakan mengusir
semua warga Korea Selatan dari kawasan industri bersama Kaesong pada
Kamis dan menyebut langkah Selatan menghentikan kegiatan sebagai balasan
atas peluncuran roket Korea Utara pada Minggu itu adalah "pernyataan
perang".
Utara menyatakan kawasan industri itu, yang dikelola bersama pesaingnya
sebagai lambang kerja sama lebih dari sepuluh tahun, menjadi kawasan
militer, kata badan penangan hubungan dengan Seoul, seperti dikutip
kantor berita resmi KCNA.
Menghentikan kegiatan di taman industri, tempat 124 perusahaan Korea
Selatan mempekerjakan sekitar 55.000 warga Korea Utara, berarti memotong
sisa kerja sama Utara-Selatan, kesempatan langka warga Korea saling
berhubungan setiap hari karena terpecah akibat perang 1950-1953.
Seorang pejabat pemerintah Korea Selatan yang terlibat dalam kebijakan
Korea Utara mengatakan sulit untuk melihat bagaimana kegiatan dapat
dilanjutkan dalam waktu dekat di Kaesong, yang dibuka pada tahun 2005.
Meskipun hubungan Utara-Selatan fluktuatif selama bertahun-tahun,
Kaesong ditutup hanya sekali, selama lima bulan pada 2013, di tengah
ketegangan yang meningkat setelah uji nuklir ketiga Korea Utara. Masa
depan kawasan itu sering tampak tidak menentu selama sepuluh tahun
terakhir, demikian laporan AFP.
(Uu.M052)
Korsel peringatkan Korut terkait pembekuan aset secara ilegal
Jumat, 12 Februari 2016 17:27 WIB