Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia
(Puskapol UI) menilai masalah terbesar dalam demokrasi di Indonesia
adalah perekonomian yang masih bercorak monopolistik.
Penilaian itu merupakan kesimpulan hasil riset Indeks Demokrasi
Asia: Kasus Indonesia 2015 yang disampaikan tiga peneliti Puskapol UI
yaitu Riaty Raffiudin, Panji Anugrah Permana, dan M Ridho di Jakarta,
Senin.
Puskapol yang tergabung dalam Konsorsium Indeks Demokrasi Asia
(Consortium of Asian Democracy Index/CADI) menyatakan kesimpulan
tersebut diperoleh dari hasil pengukuran indeks demokrasi di Indonesia
pada 2015.
Peneliti M Ridho mengatakan, dalam riset yang dilakukan Puskapol UI
tersebut didapati indeks pluralisasi di sektor ekonomi pada 2015 naik
0,32 persen dibandingkan 2014 menjadi 3,20.
Angka indeks ini, menurut M Ridho, perlu dicermati sebagai gejala
menguatnya kekuatan monopoli kelompok-kelompok ekonomi tertentu dan
makin tingginya kesenjangan pendapatan antardaerah dan antarkelompok.
Skor pluralisasi tersebut juga menunjukkan tidak berubahnya struktur perekonomian yang monopolistik di Indonesia.
Sementara itu, skor indeks solidaritas sektor ekonomi justru mengalami penurunan dibandingkan pada 2014.
Bila di 2014 indeks solidaritas mencapai 4,80, pada 2015 justru turun 0,62 menjadi 4.18.
Skor tersebut, menurut dia, menunjukkan semakin rendahnya kemampuan
serikat pekerja dan masyarakat pada umumnya untuk mengontrol dan
memengaruhi kebijakan perusahaan-perusahaan besar atau korporasi.
Turunnya skor indeks solidaritas tersebut juga patut dicermati
sebagai peringatan bahwa program-program kesejahteraan dan perlindungan
untuk kelompok marjinal (miskin) belum berjalan maksimal dan secara
substansi belum menunjukkan kesetaraan akses sumber daya, kata M Ridho.
UI: Monopoli ekonomi ancaman demokrasi Indonesia
Senin, 14 Maret 2016 23:07 WIB