Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi
mengintensifkan koordinasi dengan Menlu Filipina Jose Rene
Almendras.dengan langsung berkunjung ke negara tersebut untuk
menyelamatkan sepuluh Anak Buah Kapal (ABK) WNI yang menjadi sandera
kelompok militan Abu Sayyaf.
Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha
Nasir menyampaikan di Jakarta, Senin, bahwa Menlu Retno berkunjung ke
Filipina untuk berkoordinasi langsung dengan Menlu Almendras pada Jumat
(1/4).
Namun, Jubir Kemlu menolak untuk menjelaskan hasil-hasil
pertemuan tersebut dengan alasan informasi terkait penyanderaan tersebut
hanya berasal dari satu pintu, yakni Menlu Retno.
"Komunikasi
dengan pemerintah Filipina terus berlangsung, saatnya nanti yang bisa
disampaikan ke teman-teman pasti akan kita sampaikan," kata dia.
Diwawancarai
secara terpisah setelah memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo,
Senin, Menlu Retno mengatakan bahwa dirinya baru saja melaporkan hasil
kunjungannya ke Filipina.
"Intinya bahwa kami dari pemerintah secara terkoordinir bekerja
terus dengan pemerintah Filipina untuk upaya pembebasan sepuluh ABK
tersebut, dan sekali lagi keselamatan ABK menjadi acuan utama dari semua
opsi yang masih terbuka ini," kata dia.
Sebelumnya, dalam pernyataan pers Menlu RI pada Kamis (31/3) lalu,
menyatakan bahwa pihaknya telah mengetahui posisi dan kondisi sepuluh
WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Kemlu menerima informasi pada Senin (28/3) bahwa pembajakan
terhadap Kapal Tunda Brahma 12 dan Kapal Tongkang Anand 12 yang
berbendera Indonesia terjadi saat dalam perjalanan dari Sungai Puting
Kalimantan Selatan menuju Batangas, Filipina Selatan.
Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak karena pihak pemilik
kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016,
saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu
Sayyaf.
Saat ini, Kapal Brahma 12 sudah dilepaskan dan sudah di tangan
otoritas Filipina, sementara Kapal Anand 12 dan sepuluh awak kapal WNI
masih berada di tangan pembajak.
Menlu Retno Marsudi intensifkan koordinasi selamatkan sandera WNI
Senin, 4 April 2016 17:35 WIB