Jerusalem (ANTARA GORONTALO) - Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan
Jalur Gaza-Israel pada Rabu (4/5) akibat empat baku tembak lintas
perbatasan sepanjang hari itu.
Tank Israel melepaskan beberapa tembakan artileri ke daerah kantung
Palestina tersebut, setelah gerilyawan Jalur Gaza menembakkan roket ke
arah sasaran militer di perbatasan.
Pada pagi hari, seorang juru bicara militer Israel mengatakan satu
peluru mortir ditembakkan dari pos Hamas ke arah tentara Israel selama
"satu operasi" di dekat perbatasan Jalur Gaza Selatan, tapi tak ada
korban jiwa. "Satu tank Pasukan Pertahanan Israel membalas dan
melepaskan tembakan ke arah ancaman."
Pada siang hari, satu ledakan --yang tampaknya disebabkan oleh
peluru mortir lain-- terjadi di dekat satuan Zeni Tempur di Front
Shujaiyya di Jalur Gaza Utara, lalu diikuti oleh serangan mortir ketiga
dua jam kemudian.
Kantor Berita Palestina, WAFA, melaporkan beberapa tank mengebom
satu daerah pertanian di dekat perbatasan dan menembak dua menara
pengawas yang diduga digunakan oleh sayap militer Hamas, Beigade Izz
Ad-Din Al-Qassam.
Baku tembak lain dilaporkan terjadi pada sore hari, lapor Xinhua.
Bom artileri ditembakkan ke permukiman Tufah di bagian timur Jalur Gaza.
Kementerian Pendidikan di Jalur Gaza mengungsikan pelajar dari dua
sekolah di bagian timur wilayah, karena khawatir pengeboman akan terjadi
lagi.
Belum ada laporan mengenai korban cedera di pihak Palestina.
Hamas, organisasi gerilyawan Palestina yang menguasai Jalur Gaza,
dan Jihad Islam memperingatkan Israel mengenai "konsekuensi yang bakal
terjadi" jika peningkatan keadaan saat ini terus terjadi.
"Peningkatan serangan Israel adalah perkembangan baru dan kelompok
perlawanan Palestina melakukan konsultasi untuk memutuskan bagaimana
cara menanggapinya," kata Mushir Al-Masri, seorang pemimpin senior
Hamas, yang dilaporkan oleh Jerusalem Post.
Ia menyeru semua pihak yang mengawasi gencatan senjata antara Israel
dan Hamas agar menganggap Israel bertanggung jawab atas pelanggaran
musuh Zionis, dan menegaskan, "Musuh tak boleh mencoba kesabaran Hamas."
Pada Selasa (3/5), tembakan dilepaskan ke arah tentara Israel yang
melakukan perjalanan dengan naik satu kendaraan militer di dekat
perbatasan. Tak seorang pun cedera, tapi kerusakan terjadi akibat
senjata berat militer Israel.
Pada Selasa pagi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
mengunjungi daerah Jalur Gaza, tempat beberapa pejabat militer memberi
penjelasan kepadanya mengenai situasi di daerah itu, dan mengenai
ditemukannya terowongan bawah tanah belum lama ini, dari Jalur Gaza ke
dalam wilayah Israel. Pasukan keamanan Israel percaya terowongan
tersebut dimaksudkan untuk melancarkan serangan.
Masih pada Selasa, Dinas Pajak Israel menyatakan lembaga itu
menggagalkan upaya untuk menyelundupkan beberapa ton amonium klorida ke
dalam Jalur Gaza, sebab bahan kimia tersebut dapat digunakan untuk
tujuan militer, termasuk untuk roket jarak jauh.
Israel melancarkan agresmi militer selama 51 hari dari Juli sampai
Agustus 2014. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 2.251 orang
Palestina --kebanyakan warga sipil, dan 72 orang Yahudi, hampir semua
personel militer dan cuma enam dari mereka adalah warga sipil.
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan jalur Gaza-Israel
Kamis, 5 Mei 2016 15:44 WIB