Beijing (ANTARA GORONTALO) - Lebih dari 90 persen penduduk dunia tinggal di
wilayah dengan polusi udara melebihi batas yang ditetapkan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demikian data terbaru menunjukkan pada
Selasa.
Sekitar tiga juta orang meninggal setiap tahun karena polusi udara
terbuka, sebagian besar di antaranya dari China, kata WHO.
WHO menggunakan peta interaktif untuk menunjukkan "tempat-tempat
polusi udara berbahaya" di setiap negara. Peta tersebut juga "memberikan
dasar bagi pengawasan kemajuan upaya memerangi polusi udara," kata
Flavia Bustrea, asisten direktur jenderal WHO dalam pernyataan tertulis.
Sekitar 6,5 juta orang meninggal akibat polusi udara -- baik di
ruangan tertutup maupun terbuka -- pada 2012. Angka tersebut setara
dengan 11 persen semua kematian pada tahun yang sama.
China, negara yang terkenal karena buruknya kualitas udara,
menyumbang angka kematian terbanyak akibat polusi udara terbuka dengan
jumlah lebih dari satu juta orang.
Secara keseluruhan, 94 persen kematian pada tahun tersebut
diakibatkan oleh penyakit tidak menular seperti kardiovaskular,
paru-paru kronis, dan kanker paru-paru. WHO menambahkan bahwa polusi
udara "juga meningkatkan risiko infeksi pernapasan akut."
Hampir 90 persen kematian terjadi di negara-negara berpendapatan
menengah ke bawah. Sekitar 75 persen terjadi di Asia Tenggara dan
Pasifik Barat.
"Polusi udara terus membawa kabar buruk kesehatan bagi populasi
paling rawan seperti perempuan, anak-anak, dan manusia lanjut usia.
Untuk menjadi sehat, mereka harus menghirup udara segar secara terus
menerus," kata Bustrea.
Menurut WHO, penyebab utama polusi udara di antaranya adalah moda
transportasi yang tidak efisien, pembuangan gas rumah tangga, pembakaran
sampah, pembangkit listrik tenaga batu bara, dan aktivitas industrial.
"Perlu tindakan yang cepat untuk menangani persoalan ini," kata
Maria Neira, direktur departemen kesehatan publik, lingkungan dan sosial
dari WHO.
"Solusi yang bisa diterapkan di antaranya adalah transportasi ramah
lingkungan, manajemen sampah yang baik, energi terbarukan, dan
pengurangan emisi industrial," kata dia.
Perhitungan polusi udara oleh WHO diukur oleh 16 ilmuwan dari
delapan institusi internasional. Mereka mengumpulkan data dari 3.000
lokasi dengan pengawasan polusi dari darat dan analisis gambar satelit.
Mereka mengukur tingkat keterpaparan partikel berukuran 2,5 mikron
yang dikenal dengan nama PM2,5, demikian seperti dikutip dari Reuters.
WHO: 92 persen penduduk dunia hirup udara berbahaya
Rabu, 28 September 2016 20:33 WIB