Kabupaten Pohuwato (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Gorontalo siap melakukan pengerukan Sungai Lemito di Kecamatan Lemito sebagai salah satu upaya pencegahan bencana alam banjir di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail di Pohuwato, Rabu, mengatakan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menunjukkan warga di Kecamatan Lemito selama Januari hingga Mei 2025 sudah lima kali digenangi banjir.
Banjir terparah terjadi pada 4 April 2025 yang disebabkan rusaknya tanggul sepanjang 42 meter yang berdampak pada 58 rumah yang dihuni 127 jiwa terendam air.
"Ada dua hal yang perlu dilakukan yang pertama adalah pengerukan endapan bahkan sudah menjadi delta yang menghambat aliran air di sepanjang muara Sungai Lemito. Kedua adalah perbaikan tanggul," ucap gubernur saat diwawancarai usai kunjungan.
Gusnar menjelaskan pengerukan dan pembangunan tanggul merupakan target jangka pendek untuk mencegah banjir. Ke depan, masalah di hulu dengan kerusakan lingkungan perlu menjadi perhatian semua pihak.
"Kalau hanya pembangunan tanggul pasti tidak akan menyelesaikan masalah, kalau dari hulu kerusakan lingkungan sudah sangat besar. Masalah di hulu adalah masalah berkelanjutan, sampai dengan hari ini baru sebatas imbauan untuk tidak merusak lingkungan," ujar Gubernur.
Untuk pengerukan dan pembangunan tanggul baru, pihaknya akan melakukan kolaborasi dengan pemerintah Pohuwato dan Balai Wilayah Sungai (BWS). Ia akan berupaya agar program tersebut bisa diakomodasi oleh pemerintah pusat.
"Tahun ini baru kita mau usulkan. Kita harus memperkuat doa karena tahun ini efisiensi anggaran. Kita usulkan tahun ini mudah-mudahan tahun depan bisa dikerjakan," pungkas dia.