Jakarta (ANTARA News) - Setelah mengadakan kompetisi Ngeracik Cerita
untuk film sekuel "Filosofi Kopi The Movie", produser dan sutradara
"Filosofi Kopi: Ben & Jody" mengungkap rencana untuk mengembangkan
film tersebut di luar layar lebar.
"Nanti ke depannya mungkin ada
musik, pengisi soundtrack, mungkin desain poster, masih banyak yang
akan dilakukan," kata sutradara Angga Dwimas Sasongko, dalam temu media
di sela syuting film "Filosofi Kopi: Ben & Jody", di kedai Filosofi
Kopi, Jakarta, Kamis (5/1).
"Ini film akan dirilis pada bulan
Juli, jadi sampai bulan Juli akan ada banyak konten di luar film yang
akan membangun universe-nya Filosofi Kopi," sambung dia.
Hal
senada juga diungkap produser Anggia Kharisma. Dia mengatakan bahwa akan
ada beberapa kejutan bagi mereka yang telah merindukan Ben dan Jody.
"Salah satunya kita akan membuat web series, itu akan tayang bulan Januari, terus kita punya Radio Play," ujar dia.
Tidak
hanya itu, Filosofi Kopi akan dikembangkan menjadi komik dan action
figure. "Itu sudah berlangsung, lagi dalam proses," kata Anggia.
Angga menambahkan nantinya Filosofi Kopi versi Radio Play juga akan diputar di 40 radio di seluruh Indonesia.
"Jadi,
ada drama radio, ada web series, ada komik, ada action figure, ada
merchandise, kita memang akan mengembangkan ini menjadi Filosofi Kopi
ini bukan hanya sekedar film, tapi brand konten," ujar Angga.
"Dan, kedainya nanti kita akan syuting di Jogja, nanti akan ada kedai di Makassar, di berbagai kota juga," tambah dia.
Dilirik distributor internasional
Rencana Angga dan Anggia
untuk mengembangkan "Filosofi Kopi" tak lepas dari kesuksesan film
"Filosofi Kopi The Movie" (2015). Film yang diadaptasi dari cerita
pendek novel "Filosofi Kopi" karya Dewi Lestari itu telah diputar Taiwan
dan Jepang.
"Awalnya karena waktu itu sempat di Cannes film market tahun 2015, dari film market di Cannes itu kami bertemu dengan beberapa distributor, yang akhirnya kita deal itu sama Taiwan dan Jepang," kata Angga.
Film
yang dibintangi Chicco Jerikho dan Rio Dewanto tersebut juga masuk
dalam daftar film yang diputar di Golden Horse Film Festival di Taiwan
dan Tokyo International Film Festival di Tokyo.
"Nah, biasanya
memang film-film yang masuk ke sebuah festival internasional di luar
negeri, di negara-negara tersebut selalu punya kesempatan untuk bertemu
dengan distributor, kebetulan pas di Jepang sama di Taiwan memang
animonya lumayan besar sampai menambah pemutaran," ujar Angga.
"Dari
situ mungkin distributor yang tadinya bertemu di Perancis, melihat
bahwa ternyata film ini direspon bagus oleh publik di negara setempat
akhirnya kita deal di situ," lanjut dia.
Sekuel film
Saat ditanya alasan penggarapan sekuel
film "Filosofi Kopi: Ben & Jody" karena telah banyak meraup
keuntungan di film pertama, atau justru sebaliknya, Angga mengaku dalam
membuat film tidak berpatok pada untung dan rugi.
"Tapi lebih ke
arah karena kita merasa bahwa sebuah film ini kita suka untuk kita
bikin, penting untuk kita bikin. Dalam konteks Filosofi Kopi, film yang
pertama itu sangat menyenangkan dikerjakan, terbukti sekarang kita
bekerja dengan tim yang sama persis, dan suasana film yang pertama itu
masih nyantol," kata Angga.
"Kita ingin melanjutkan
perasaan senang mengerjakan film ini, karena kita ingin terus jalan
sebagai sebuah satu unit keluarga, dan apapun yang terjadi pada filosofi
kopi yang kedua bakal ada filosofi ketiga kok," sambung dia.
Lebih
dari itu, produser Filosofi Kopi, Handoko Hendroyono, mengatakan bahwa
film tersebut memiliki spirit kolaborasi yang sangat kuat, dalam artian
"bisa menarik minat orang lain untuk berkarya."
"Misalnya action figure,
kita terbuka sekali untuk menarik atau mengajak kolaborasi-kolaborasi,
energi yang ada di filosofi kopi ini, dan inisiatifnya enggak harus dari
kita, tapi juga inisiatif dari teman-teman," kata Handoko.
"Jadi,
spirit dari user generated movie itu benar-benar terasa di sini
sehingga nyawa kolaborasinya ini sangat sayang untuk tidak kita
lanjutkan dan ini sangat menyenangkan, dan energinya sangat positif,"
lanjut dia.
Sementara itu pemeran utama Filosofi Kopi sendiri, Chicco Jerikho menganggap bahwa Filosofi Kopi adalah sebuah keluarga.
"Filosofi
Kopi itu bukan hanya sebuah film, dan Filosofi Kopi bukan hanya selesai
di bioskop, karena dari awal kita punya movement," ujar pemeran
karakter Ben itu.
"Kita ingin memperkenalkan kopi Indonesia, karena kopi Indonesia adalah salah satu kopi terbaik di dunia," tutup dia.
Tak hanya film, "Filosofi Kopi" akan jadi brand
Jumat, 6 Januari 2017 11:28 WIB