Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail meninjau fasilitas pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), untuk memastikan fasilitas tersebut ramah lingkungan, di Gorontalo, Senin, di Talumelito Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo.
Fasilitas itu menggunakan teknologi insinerator, yaitu alat pembakaran limbah B3 khususnya limbah medis.
Selain bertujuan menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat, kehadiran insinerator itu juga diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengelolaan limbah yang profesional dan terintegrasi.
"Ini bukan sekadar membakar sampah medis. Ini soal bagaimana kita menjaga lingkungan tetap bersih dan aman, sekaligus memanfaatkan peluang untuk meningkatkan PAD melalui kerja sama antara Gorontalo dengan pemerintah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara," kata Gusnar.
Dengan kapasitas pembakaran mencapai 200 kilogram (kg) per jam, insinerator itu diharapkan bisa menjadi solusi penting dalam menangani limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang ada di Provinsi Gorontalo.
Berdasarkan data, saat ini terdapat 147 fasyankes di Gorontalo yang menjadi sumber limbah medis, terdiri dari 14 rumah sakit, 96 puskesmas dan 37 klinik.
Dari jumlah tersebut, diperkirakan limbah medis yang dihasilkan mencapai 2.375 kg per hari, atau sekitar 856 ton per tahun.*