Gorontalo (ANTARA) - Nelayan Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo berharap mendapatkan bantuan alat perikanan tangkap untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap di wilayah tersebut.
"Saat ini pendapatan di laut sangat merosot. Kami melaut dengan modal 10 sampai 11 juta rupiah, namun hasilnya hanya satu juta. Ini terjadi karena tidak ada lagi ikan-ikan yang masuk di area tangkap yang diizinkan. Kita kalah bersaing dengan kapal-kapal besar yang menanam ponton di area tangkapannya," kata nelayan Gorontalo Utara Agustinus di Gorontalo, Minggu.
Menurutnya bantuan yang sangat diperlukan saat ini adalah ponton.
"Kami berharap bisa mendapat bantuan ponton sebagaimana program perikanan tangkap di tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Keberadaan ponton, kata dia, sangat membantu untuk memudahkan aktivitas penangkapan ikan tangkap.
Nelayan pun berharap kewenangan pengelolaan sektor perikanan tangkap dapat dikembalikan ke daerah agar perhatian kepada nelayan semakin dekat dan mudah.
"Kami harus menempuh proses perizinan yang semakin ketat. Namun aktivitas tidak didukung sebab alat tangkap minim dan harus bersaing dengan kapal-kapal besar yang menanam ponton dalam radius 100 mil. Ini membuat nelayan lokal sulit mendapatkan hasil. Kemungkinan ikan-ikan berkumpul di area tangkapan kapal besar sehingga kita semakin sulit mendapat ikan," katanya.
Nelayan berharap, kata dia, mendapat perhatian pemerintah agar bisa melaut dengan hasil memuaskan. "Kami sangat memerlukan bantuan ponton," katanya.
Kewenangan pengelolaan sektor perikanan pun diharapkan dikembalikan ke daerah agar perhatian kepada nelayan berpenghasilan kecil dapat lebih terfokus.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gorontalo Utara Faizal Piu mengatakan, wilayah Gentuma cukup terkenal sebagai penghasil ikan segar dengan adanya Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Gentuma.
Kapal penangkap ikan di pelabuhan tersebut didominasi dengan kapal berkekuatan mesin di bawah 30 Gross Ton (GT).
"Paling banyak kapal ikan berkekuatan 23 GT, ada sekitar 25 unit. Kapal-kapal ini menjadi andalan penghasil ikan di pelabuhan ini," katanya.
Nelayan sering menyuarakan aspirasi mereka, khususnya harapan agar kewenangan pengelolaan sektor perikanan dikembalikan ke pemerintah kabupaten.